Tidak ada niat an sama sekali di hati Salafa untuk mengganti kan posisi Iska di dalam hati nya, namun kebaikan dan juga rasa penasaran yang Salafa rasa kan dari aura diri Santy Ukina membuat Salafa ingin mengetahui lebih dalam lagi mengenai kepribadian wanita tersebut.
Setiap hari Salafa selalu menawar kan minum an pada Santy, namun di tolak dengan cara yang halus serta senyuman tipis di bibir mungil nya agar Salafa tak merasa sakit hati atas penolakan nya.
Seperti biasa, Salafa menawar kan minum an pada Santy, "Mbak Santy mau di bikin kan minum an hangat?" tanya Salafa dengan sopan agar tak mengganggu pekerjaan Santy. Santy pun langsung menatap Salafa kalau ia mendengar pria di samping nya itu berbicara.
Santy pun menggeleng dengan senyuman terbaik nya, "Tidak perlu, nanti kalau saya mau minum. Saya bisa ambil sendiri." ucap Santy dengan tak meluntur kan senyuman di wajah nya.