Setelah itu Iska kembali ke kamar rawat Salafa, membawakan sebungkus makanan kesukaan Salafa.
"Yhah, ternyata dia tidur." ucap Iska.
Salafa yang mendengar suara seseorang pun terbangun dan menoleh ke arah sumber suara.
"Ouh ternyata kau." lirih Salafa yang melihat Iska berjalan mendekatinya.
"Maaf membuatmu terganggu hingga bangun." ucap Iska meminta maaf.
"Tidak masalah." jawab Salafa singkat.
"Apa kau marah padaku?" tanya Iska.
"Tidak, untuk apa aku maraha padamu." jawab Salafa heran.
"Kalau kau tidak marah, sebaiknya kau makan karena sudah waktunya untuk makan siang." ucap Iska membujuk Salafa.
"Aku tidak lapar." acuh Salafa.
"Ayolah, nanti kau tak sembuh-sembuh." rayu Iska.
Mendengar bujukan Iska, kini Salafa hanya menurut saja apa kata Iska.
"Baiklah." pasrah Salafa.
"Ini tadi kubelikan rawon kesukaanmu, juga tak ketinggalan krupuk udang yang kau sukai itu." ucap Iska dengan senyum khasnya.