"Mungkin karena dia merasa itu dibangkunya, maka ia berfikir itu untuknya dan membacanya." ucap Iska tertawa.
Mendengar itu Salafa merasa semakin malu, entah kemana keberaniannya tadi saat ia mengambil keputusan memberi surat cinta untuk Iska.
"Apa itu benar?" tanya Salafa malu.
Iska mengangguk sebagai jawaban, namun karena kasihan melihat Salafa menahan malu maka Iska mengajaknya ke kantin.
"Sudah jangan difikirkan, lebih baik kita ke kantin kali ini aku yang traktir." ajak Iska.
Salafa tersenyum, berkat Iska yang sukses mencairkan suasana.
"Emmt baiklah, tapi mau makan apa?" tanya Salafa.
"Gimana kalau mie gila?" tanya Iska memberi saran.
"Atau bakso beranak saja." ucap Salafa.
"Beli dua-duanya saja, kita bayarnya bagi dua." ajak Iska.
Salafa mengangguk dan menggandeng Iska ke kantin, mereka memesan pesanan tadi.
"Buk, pesan mie gila 2 dan bakso beranak 2. Minumnya susu hangat saja, terima kasih." ucap Salafa memesan.