Suara guntur terdengar begitu kencang, sampai-sampai gadis cantik itu membuka kedua matanya dengan kening bertaut. Dia terbangun, posisinya sekarang menjadi duduk sambil menoleh ke arah jendela kamar. Kilap datang bergantian dengan guntur, saling memberikan jarak satu sama lain.
Alra turun dari kasurnya. Berjalan mendekati jendela kamar yang tidak lagi di tutup dengan gorden. Terpampang awan abu di luar, hujan begitu lebat beserta angin kencang.
Senyum tipis mengembang begitu saja, ada banyak kenangan yang tiba-tiba saja muncul. Kenangan soal hujan, saking banyaknya membuat air mata menetes begitu saja.
Irma suka hujan, Jerry pun begitu, dan dia sedikit suka dengan air yang turun membasahi tanah kering. Wangi khas air dan tanah tercium begitu angin datang menyapa, hanya itu yang Alra suka. Ibunya juga suka melarang bermain hujan, katanya bisa membuat orang jatuh sakit, terutama dirinya yang memang sangat rentan terkena flu.