Suara ketukan pada pintu pagar terdengar samar. Namun, suara ponsel yang begitu nyaring membuat gadis yang ada di dalam selimut menjulurkan tangannya keluar. Meraih benda pipih yang dia simpan di atas nakas.
"Hm, apa?" ucapnya dengan suara serak, selimutnya dia buka sambil duduk. Kedua mata Alra pun masih belum sepenuhnya terbuka, masih tertutup meskipun tidak rapat, "Apa sih? Kenapa?"
"Lo lupa apa gimana? Kita kan udah bikin janji kemarin siang, gue jemput jam empat subuh," sahut cowok di seberang sana.
Alra mengernyit, menyentuh dahinya sebelum menoleh ke arah jam dinding. Jarum jam menunjuk pada angkat empat lebih dari dua puluh menit. Dia lupa, tapi rasa malasnya masih menjadi yang paling dominan.
"Heh! Lo lagi tidur ya? Bangun Al!" teriak Hazel cukup nyaring.