Cowok berambut cepak itu menghela panjang sambil bersandar. Pancingnya tak kunjung bergerak, padahal dia sudah menunggu lama dengan dua temannya yang lain di sungai. Membawa bekal beserta kursi dari rumah, bahkan dia membawa topi agar tidak kepanasan. Namun, hasil buruannya tak kunjung terlihat.
Keranjangnya masih kosong, sementara keranjang Rio, dan Hazel sudah terisi beberapa ikan. Anas mendesah kesal, dia ingin mendapatkan ikan juga meskipun nanti hasil tangkapannya akan di jadikan satu di dalam wadah besar, dan kemudian mereka bakar di rumah Hazel.
Meskipun tak apa-apa dia tidak mendapatkan ikan, tapi tetap saja rasanya kurang pas. Seperti ada puzzel yang belum dia isi dengan baik, dan cermat. Anas menggunakan kedua tangannya sebagai pengganti bantal, kedua netranya melirik ke arah Hazel, dan Rio yang ada di sebelah kanan dan kirinya, "Gak bosen apa?" tanyanya.