Sinar matahari tak lagi terasa menyengat, hampir lenyap karena matahari tak lagi terlihat. Gadis itu melangkah keluar dari kamarnya, mendekati balkon ruang santai yang letaknya tak begitu jauh dari kamar. Pemandangan di bawah cukup bagus, tidak ada daun yang gugur meskipun angin berdatangan.
Mobil taft itu masih terparkir dengan rapi di dekat pohon mangga, posisinya masih tidak berubah sama sekali. Alra melirik ke arah lain, mencari-cari seseorang yang sudah lama tidak dia lihat. Namun, sosok itu tak terlihat lagi, padahal mobilnya masih ada di sana. Alra tidak tahu ke mana perginya Dian, dan kenapa pula pria itu pergi secara tiba-tiba. Sudah seperti sosok yang misterius.
Alra menghembuskan napas panjangnya, berjalan menjauh dengan perlahan. Kepalanya menunduk ketika menuruni anak tangga, langkah yang begitu pelan membuat Aura protes dengan kening bertaut, "Ck! Bisa sabar gak sih?" cetus Alra.