Gadis kecil itu duduk di bangkunya dengan wajah yang begitu sedih. Pagi ini tidak ada yang mau berteman dengannya, semua anak gadis tengah berkumpul di belakang kelas sambil memberikan tatapan yang begitu tajam. Mereka terus bergunjing soal Acha, suara yang di keluarkan juga cukup keras. Seolah-olah Acha memang harus mendengarkan gosip yang mereka bawa.
Acha meletakan kedua tangannya di atas meja, kedua sudut bibirnya pun tertarik ke bawah. Dia ingin menangis kali ini, tapi dia tahan karena malu. Teman terdekatnya yang bernama Anisa pun ikut dengan rombongan itu, mereka semua mulai membencinya.
Acha tidak tahu apa kesalahannya sampai meraka harus berbicara tak menyenangkan seperti itu, menatapnya dengan tajam, tidak menyapanya, dan duduk di belakang seakan-akan dia adalah kuman yang harus di hindari. Anisa juga memilih untuk pindah tempat duduk, dia memilih duduk dengan gadis berambut pendek di belakang sana.