Alra tertawa terbahak-bahak sambil menyentuh perut yang sekarang di rasa sakit. Lelucon yang Irma berikan mampu membuatnya tertawa seperti itu, dan untungnya suara tawanya yang cukup besar tak mengganggu jam belajar siang ini.
Alra menghentikan tawanya secara perlahan dengan napas yang cukup berat. Kedua sudut bibirnya juga masih tertarik keatas, dia memberikan instruksi pada Irma untuk kembali fokus pada papan tulis yang sekarang sudah penuh dengan tulisan.
Catatan bahasa Inggris yang begitu banyak tak membuatnya kebingungan, malahan Alra senang untuk kembali mencatat di bukunya. Tidak butuh waktu lama juga untuk menuntaskan catatannya, bahkan hanya dalam beberapa menit saja. Wanita dengan kacamata kotak itu kembali beranjak, dan menghapus semua catatan di papan setelah bertanya pada anak didiknya.