Alra meletakan ransel besarnya di dekat gazebo, dan kemudian merebahkan tubuh mungil itu di atas gazebo sambil menghembuskan napas panjangnya yang begitu lega. Saking leganya dia sampai tersenyum cukup lebar.
Sinar matahari yang tadinya mengenai wajahnya, tapi anehnya sekarang tidak lagi, terasa lebih dingin. Alra mengernyit tipis, membuka kedua netranya secara perlahan. Aisyah, orang yang pertama dia lihat sejak pulang dari sekolah, wanita itu berdiri di depannya dengan tatapan yang begitu aneh.
Alra mengubah posisinya menjadi duduk, hembusan napasnya kembali keluar. Dia kembali mendongak, memberikan tatapan bingung pada sang ibu, "Mama, kenapa?" ujarnya setelah membisu cukup lama.
"Nilaimu. Kenapa nilaimu turun?"
"Nilai?" Alra memiringkan kepalanya ke kanan dengan kedua alis yang bertaut cukup dalam, dia semakin tidak mengerti dengan pertanyaan ibunya barusan, "Nilai apa? Nilai yang mana?"