Chereads / LINDAP / Chapter 74 - TUJUH PULUH EMPAT

Chapter 74 - TUJUH PULUH EMPAT

Suara teriakan, dan barang pecah terdengar begitu jelas. Aisyah menangis tersedu-sedu, isakannya terdengar begitu pilu, tapi suaminya hanya memperhatikannya dengan wajah yang tidak peduli, sama sekali tidak peduli.

Raut muka gadis bersurai hitam pekat itu memperhatikan kedua orang tuanya dari balkon. Dia berdiri di sana sudah sangat lama, bahkan seragam sekolahnya belum diganti dengan pakaian santai. Alra mendongak sejenak, menatap langit dengan wajah sendu, dia ingin situasi di rumahnya tak lagi panas, sayangnya Tuhan tidak memberikan restu.

Entah kapan keluarganya kembali harmonis, rasanya seperti neraka jika harus berdiam diri di dalam rumah. Meskipun yang dia lakukan hanya berbaring di atas kasur dengan bermain ponsel, tidak melakukan apa pun, dan kemudian hanya mendengarkan ataupun melihat kegiatan kedua orang tuanya yang selalu bertikai. Alra bosan melakukan semua kegiatan itu, terasa seperti beban yang tidak bisa dia hilangkan.

This is the end of Part One, download Chereads app to continue:

DOWNLOAD APP FOR FREEVIEW OTHER BOOKS