Bola basket itu memasuki ranjang dengan sangat mulus. Segerombolan anak laki-laki yang memakai kaos tanpa lengan berwarna biru bercampur kuning dan hitam itu membuat selebrasi. Sementara yang lain hanya memandang, dan kemudian melempar angin karena merasa kesal. Ini kekalahan mereka yang kesekian kalinya, dan menjadi yang terburuk.
Cowok berponi itu tersenyum sambil berlari menuju tempat tasnya yang tergeletak di atas kursi. Kedua alisnya bertaut ketika melihat beberapa kotak bersampul kertas kado warna-warni, dan dua aqua gelas. Yahya tidak tahu siapa yang mengirim, pasalnya tidak ada nama dari satu pun hadiah itu. Ini sudah biasa sebenarnya, tapi kadang Yahya merasa risih karena harus membawa pulang berbagai macam hadiah seperti ini. Kadang dia berikan teman gadisnya di kali kelas atau pada teman laki-lakinya, kadang juga pada kekasihnya.