Chapter 118 - BAB 118

Sebuah kunci berderak di pintu depan dan sedetik kemudian, Bisu muncul di aula depan. Dia tidak melihat ke arah kami para wanita yang terkejut. Sebagai gantinya, dia dengan tenang mengunci kembali pintu dan meletakkan kuncinya di meja serbaguna di samping tangga. Dia melihat kaki sepatu botnya bergerak melintasi papan lantai kayu saat dia menyeberang ke dapur dan berhenti tepat di sampingku.

Baru saat itulah dia melihat ke arahku dan ketika dia melakukan erangan aneh yang aneh muncul dari dadanya.

"Foxy," katanya, berlutut dan mengambil kacang polong dari tanganku sehingga dia bisa melihat daging yang terbelah. "Tidak."

"Aku baik-baik saja, Bisu," kataku pelan.

"Tidak ada di sana," gerutunya.

Ada patah hati di matanya yang gelap saat dia menatapku. Itu bergema di dadaku.

"Bukan salahmu, Bisu. Ayahku brengsek."

"Seharusnya ada di sana," katanya lagi.

"Tidak bisa berada di sana sepanjang waktu," kataku masuk akal.

Alisnya yang tebal berubah menjadi melotot. "Aku atau Zolid."

This is the end of Part One, download Chereads app to continue:

DOWNLOAD APP FOR FREEVIEW OTHER BOOKS