"Tidak cukup sampai aku menyakitimu, kan, sayang?" dia bersenandung di telingaku.
Sebuah flush meletus di kulit aku, mengubah kulit aku yang sudah menyala menjadi abu. "Ya," bisikku.
Detik berikutnya, dia kembali berlutut, mengangkat pinggulku tinggi-tinggi di udara sehingga aku merangkak. Detik kedua setelah itu, tangannya yang besar mendarat di pantatku dengan pukulan keras. Aku bergoyang ke depan dari dampak tamparan yang menghukum dan dorongan brutalnya saat dia memukuliku dengan keduanya secara bersamaan.
"Ya," desisku, mengepalkan tanganku di seprai sehingga aku bisa membantingnya kembali.
Aku sangat dekat dengan klimaks sehingga membuat gigi aku bergejolak.
Yang dibutuhkan adalah Raja membungkus rambut aku di sekitar tinjunya seperti tali dan menggelegar aku jadi aku duduk kembali ke kemaluannya dan dia bisa mendorong ke aku, bibirnya di telinga aku menggeram, "Milikku," untuk menghabisi aku.