Dia ingin aku mengenalnya. Bagaimana mungkin ada wanita yang menolak pria yang membuka hatinya yang indah untuknya tanpa mengetahui apa yang akan dia lakukan dengan itu?
Aku bisa saja mengubahnya untuk perilaku yang tidak pantas begitu aku tahu dia berbohong kepada aku tentang menjadi murid aku, atau pertama kali dia menghabiskan aku sebuah puisi apel. Aku tidak melakukannya dan itu mengejutkan aku bahwa dia tahu aku tidak akan melakukannya.
Aku menghela nafas berat ketika aku membungkus ulang puisi-puisi itu dan meletakkannya kembali di mejaku sebelum aku mengumpulkan barang-barangku untuk berjalan pulang karena mobilku masih di Hephaestus Auto.