Chereads / CARZY (TOKYO REVENGERS X MALE READER) / Chapter 4 - ~~LIVE WITH HINATA~~

Chapter 4 - ~~LIVE WITH HINATA~~

Happy Reading

M/n menatap tajam kedepan matanya menyiratkan kebencian tubuh nya diikatkan dikursi

"Lepaskan aku"

Pria dalam kegelapan itu hanya tersenyum

"Heh..bukankah sudah kubilang berapa kali? Jangan melawan"

Brak

Pria itu menendang keras perutnya hingga dirinya terbatuk darah

"Apa mau mu?"

"Tentu saja kau harus menjadi pendamping ku dan patuh padaku"

M/n tersenyum getir

"Itu tidak akan terjadi"

"Oh ya?Ayah mu sendiri yang menjual mu padaku ibu dan kakak mu telah tiada lalu siapa yang akan menolong mu?teman masa kecilmu? Dia telah mati..patuhlah padaku aku akan membuatmu bahagia"

"Aku tidak akan melakukannya bahkan jika aku mati"

"Hahahhahaaha"

Pria dalam kegelapan itu mendekatinya membuatnya waspada apa yang akan terjadi

"Apa yang akan kau-mpphh"

Matanya terbelak secara tiba tiba pria didepannya ini mencium nya dengan kasar didalam mulut nya dia merasakan 2 obat yang mengalir di tenggorokannya

Crak!

M/n mengigit bibir pria itu hingga mengeluarkan darah tangan yang kekar menarik rambutnya hingga kepalanya mendongak ke atas

"Kau sangat berani aku akan menghukummu"

"Hhmpphh"

Pria itu kembali mencium nya tangan kanannya mencengkram lehernya mendalam kan ciuman

Tubuh nya menjadi panas tangan pria itu melepas ciuman nya dan berganti turun mencium lehernya

nafas m/n terengah rengah tubuhnya menggeliat tidak nyaman

"Kau ... Apa yang kau berikan padaku"

Pria itu hanya tersenyum miring sedangkan dirinya mencoba melawan

"Sst.. Aku akan memberikan benih didalam tubuh mu dan lahirkan anak untuk ku M/n Whittaker"

'Brengsek dia memberikan ku pil perangsang'.

.

.

.

"Arghhh"

"Oh.. Dia sudah bangun ken-chin"

M/n menatap langit-langit putih rumah sakit matanya masih sedikit memburam

Agrhh..Mimpi sialan

Dia bangun dengan memijat pelipis kepalanya dengan dua jari lalu melihat ke samping mendapati dua orang laki laki menghampiri nya membuat nya resflek terbangun

Shit..

Tangan nya meraba-raba sesuatu di celana nya untuk dijadikan senjata dan dia mendapatkan cutter kecil yang sempat ia bawa untuk berjaga-jaga

M/n menatap tajam kedua pria di depan nya sambil menghunus kan cutter ke depan

"O-oi"

Draken menatap pria di depannya ini dengan aneh

Dia waspada sekali

Sedangkan mikey menatap datar orang di depan nya berjalan mendekat tanpa ragu

"Hei tenang lah kita tidak berniat menyakiti mu"

"Bagaimana aku bisa mempercayai mu"

Suaranya yang tajam membuat seseorang merinding seperti bertemu dengan malaikat penanya di alam kubur

Mikey menyerigai

Menarik

Mikey mengulurkan sekantong kresek putih berisi makanan

"Ya.. Kalau tidak percaya tak apa aku sudah memberitahu teman mu untuk menjemput mu nanti, dan aku membawa kan mu makanan.. Kau sakit karena kelaparan kan?"

Mendengar itu m/n ragu-ragu tapi akhirnya dia menurunkan cutter nya memasukkan nya lagi ke dalam saku celana nya

Matanya masih menatap tajam mikey tangan nya mengulurkan untuk mengambil kresek putih itu

"Eits"

Mikey menarik kembali kantong putih tadi membuat m/n geram

"Beritahu aku dulu siapa nama mu"

Apa yang diinginkan pria ini.. Melihat wajahnya saja membuat ku muak

Mau tak mau m/n menjawab

"M/n..m/n Whitteker"

Mikey tersenyum puas  mengulurkan kan kembali kantong putih itu

Dia mengambil dan membukanya

O-onigiri

Matanya berbinar dan langsung melahap nasi kepal kesukaan nya itu

Mikey tersenyum menatap seseorang didepan nya yang tengah memakan onigiri

Aku menginginkan nya..

Sedangkan dibelakang Draken bersandar di dinding menatap nanar onigiri nya yang dirampas oleh ketua nya tadi

Aku harus membelinya lagi..

◒◒◒◒◒◒◒◒◒◒◒◒◒◒◒◒◒◒◒◒◒◒◒◒◒◒

"M/n-kun"

"M/n"

Dua orang masuk ke dalam bilik rumah sakit dengan tergesa-gesa,

Takemichi dan Hinata mengham

piri m/n yang sedang duduk menatap mereka

"Hei kau baik-baik saja"

Hinata memegang tangan m/n satunya lagi menempelkan di dahinya memastikan suhu tubuhnya yang mulai turun daripada tadi awal pertemuan

M/n hanya menatap datar

"Aku baik"

"Oi takemicchi aku dan ken-chin akan menunggu mu di depan"

Mikey mengulurkan tas m/n kepada takemichi

"H-hai' "

Takemichi menerima nya menaruhnya di kasur dan membungkuk ke arah mikey dan draken yang keluar dari ruangan

Takemichi kembali menatap m/n

"Jadi bagaimana kau bisa disini? Bibi kemana? Mengapa kau sendiri?"

Takemichi kembali mengatakan nya lagi mungkin tadi dia tak dengar karena suaranya pelan

"Ibu.. Ibu mati..ayah yang membunuh nya dan Ayah sekarang mengincar ku"

Aku tidak boleh memberi tahu semuanya

Takemichi dan hinata terbelak, hinata yang mendengar itu langsung memeluk teman masa kecilnya itu

M/n hanya diam merasakan kehangatan itu

"B-bagaimana bisa? Lalu kenapa ayahmu mengincarmu? Apakah karena kau adalah saksi dia membunuh ibu mu?"

Tidak, itu tidak mungkin ayahnya adalah mafia dia lebih pintar dari polisi.. Membunuh orang pasti mudah untuknya

Pikir Takemichi

Aku harus melindungi nya sama seperti hina..

M/n melepas pelukan hinata

"Tidak itu karena... "

.

.

.

.

.

Besoknya. . .

"M/n-kun kau benar-benar sudah sehat? Kau tidak ingin tinggal dirumah sakit lebih lama lagi? "

Hinata mengecek suhu leher m/n sambil berpegangan dengan besi di dalam kereta

Takemichi menatap kedua nya sambil menggendong tas m/n dan hinata

M/n menatap hinata sebentar lalu menggeleng

Flashback

Hinata dan takemichi berdiri terpaku dengan cerita m/n yang hanya bermuka datar

M/n mengambil tasnya dan mengulurkan dompet ke arah mereka berdua

Hinata dengan raut bingung menerima nya

"Bisakah kalian carikan apartemen untukku? Uang ada di ATM aku tak tahu bagaimana menggunakan nya"

Hinata dan takemichi saling menatap, Hinata kembali meletakkan dompet ke tangan

m/n dan menggenggam nya

"Kau bisa tinggal dengan ku m/n-kun aku punya 1 kamar kosong di rumah, ibuku pasti mengijin kan nya"

"Ya m/n-kun tinggal lah bersama hina jika ada masalah aku akan melindungi kalian"

M/n menatap mereka berdua

"T-tidak kah itu merepotkan kalian?"

Mereka berdua menggeleng lalu memeluk m/n berucap bersamaan

"Tidak sama sekali"

Flashback end

"FOTO INI PARAH BANGET KAN"

"WAHAHAHA"

"PARAH MEN BAGUS BANGET"

suara gelak tawa yang menggelegar membuat ketiga nya menoleh kearah tiga anak laki-laki yang duduk di bangku

M/n menatap tajam telinganya berdengung

'Aku ingin membunuh mereka supaya tidak tertawa lagi'

"WAHAHA LUCU PARAH"

"SERIUS LAWAK BANGET"

"LUCU BANGET AKU NANGIS SAMBIL KETAWA INI"

"Berisik sekali"

Komentar hinata berjalan kearah ketiga siswa itu belum sempat ia berucap m/n menarik nya kebelakang

Brak

M/n menyandung bangku orang di depan nya membuat ketiganya menoleh dengan raut kesal

"HA-"

Ketiga nya berhenti ingin berbicara ketika melihat wajah m/n yang menatap mereka dengan wajah menggelap seperti ingin menghabisi mereka

'Glek'

Menakutkan kawan

Bukan hanya mereka bertiga saja yang ketakutan bahkan orang yang menatap interaksi mereka juga ikut ketakutan

"Minggir kalian menghabiskan tempat"

Suara yang dingin dan mengancam membuat mereka dengan cepat menggeser duduk nya sampai mereka bertiga menahan sesak

M/n memberikan kontak mata kepada hinata sebelum duduk di bangku dan memakai tudung jaket nya

Hinata yang mengerti mempersilahkan nenek tua untuk duduk

Takemichi menatap m/n kagum

M/n-kun luar biasa

Takemichi dan hinata ikut duduk di bangku bersebelahan dengan m/n

Hinata menoleh kearah m/n yang ternyata sudah tertidur dan kembali menatap ke depan

"Takemichi-kun terimakasih sudah menemaniku belanja dan mengantar ku dan m/n-kun"

"Yeah tidak masalah, m/n-kun juga teman ku"

Hinata menoleh ke arah nya

"Bagaimana dengan ujian mu? "

"Oh? Ujian ya jadi nostalgia"

"Nostalgia? Bukankah kita baru saja memulai nya? "

"Oh.. Iya benar juga"

Sial aku mengatakan nya terlalu keras

Hinata kembali menatap depan

"Kau pasti sudah belajar dengan rajin, karena kau pasti punya sebuah mimpi kan? "

Takemichi melirik

"Mimpi?"

Tiba-tiba hiba berdiri  lalu menoleh ke arah takemichi

"Baiklah.. Aku akan membantu mu belajar nanti"

◒◒◒◒◒◒◒◒◒◒◒◒◒◒◒◒◒◒◒◒◒◒◒◒◒◒

"Tadaima"

"Ah okaeri"

Sahut ibu hinata dari dapur

Ketiga nya masuk ke dalam rumah, Hinata menarik tangan m/n dan menoleh ke arah takemichi

menunjuk ke arah pintu yang tak jauh dari sini

"Takemichi kau pergilah ke kamarku dulu aku akan segera menyusul setelah mengantarkan m/n ke kamarnya"

Hinata berjalan ke arah lorong yang dekat dengan dapur

M/n hanya diam mengikuti nya

.

.

.

.

Hinata membuka pintu kamar berwarna biru tua itu

"Kau bisa tinggal di kamar ini dulu kamar ini milik sepupuku tapi dia keluar negri jadi kamar ini kosong"

M/n hanya menganggukan kepalanya dan berjalan masuk ke dalam kamar

menatap kamar yang lebih kecil dibandingkan kamar mandi di rumah nya

Hanya ada satu kasur dan satu lemari yang menyambung ke meja belajar

Ini tidak buruk

"Oh apakah dia yang akan tinggal dengan mu? Oh astaga ini m/n kun?"

Tiba-tiba suara ibu Hinata datang dari belakang membuat m/n dan Hinata menoleh

"Ahh iya okaa-san ini m/n-kun dia akan tinggal disini kaa-san, untuk detailnya kaa-san bisa tanya padanya, aku akan menyusul teman ku di kamar"

Hinata menepuk bahu m/n lalu berbisik sebelum berjalan ke keluar kamar

"Kau bisa menyusul nanti setelah kau menata barang barang mu aku akan pinjamkan baju otousaan untuk mu nanti"

M/n hanya menganggukk dan berterimakasih lalu membungkuk ke arah ibu Hinata yang masuk kedalam kamar

"Halo bibi"

Ibu Hinata langsung mendekati nya dan mengelus kepalanya

"Dimana ibumu?"

M/n hanya menatap kebawah sambil mengeratkan tangan nya mengambil dompet nya dan memberikan nya ke ibu Hinata

"Ibu pergi bersama oni-san ke rusia ibu meminta ku untuk  kesini untuk beberapa tahun ibu juga menitipkan uang ini ke bibi untuk kebutuhan ku disini bibi, maaf merepotkan bibi"

Wanita muda itu mengerutkan dahi nya mendorong kembali dompet m/n menatap lembut

"Tidak apa apa kau sudah seperti anak bibi sendiri, uang ini buat kamu saja, ibumu dan bibi sudah berteman lama kamu gak perlu khawatir tentang biaya bersenang senang lah di sini"

"T-tapi... "

"Sstt.. Tidak apa.. Kamu tinggal disini beberapa tahun kan? Aku akan mendaftarkan sekolah untukmu"

"T-tidak itu akan merepotkan bibi"

Ibu Hinata memegang dagu nya seperti tampak sedang berpikir lalu mengancungkan jari kelingking nya ke m/n

"Hmmm...sebagai gantinya kamu berjanji akan terus melindungi hina dan naoto"

M/n tersenyum tipis menatap nya lalu mengulurkan jarinya lalu menautkan nya

"Aku berjanji"

◒◒◒◒◒◒◒◒◒◒◒◒◒◒◒◒◒◒◒◒◒◒◒◒◒◒

"M/n-kun kemarilah aku menunggu mu di atap dengan takemichi untuk melihat kembang api"

Hinata berteriak di luar pintu

"Ya aku akan menyusul"

.

.

.

M/n memakai sepatu nya dan berjalan ke atap

Sampai diatap dia langsung ke pojok menghindari kerumunan

Mata merahnya menatap kembang api yang terus bermunculan

Dan menatap Hinata yang tampak menikmati nya

Apa yang begitu menyenangkan dari kembang api?

M/n lalu beralih menatap Takemichi yang memegang tangan naoto

Dahinya mengerut

Huh?

Tiba-tiba Takemichi berteriak

"N.. NAOTOOO?"

"TIDAK MUNGKIN"

"AAAAAA.. "

Dia menatapnya bingung

Dia kenapa?

Dia beralih menatap Hinata

Ah.. Mungkin dia kecewa karena tidak memegang tangan hina

Pikirnya lalu menarik tudung jaket nya menutupi kepalanya berjalan turun dari atap menuju rumah

Aku ingin onigiri