Dennis malah semakin gelisah dan matanya enggan tertutup, saat membayangkan kejadian tadi. Tubuhnya kembali bereaksi dan Dennis tidak tahan lagi.
Dalam sekali hentakan, Dennis bangkit dari berbaringnya berjalan menuju pintu yang menghubungkan kamarnya dengan kamar Marsya Pintu yang sangat jarang Dennis buka karena selalu lewat pintu utama jika akan membangunkan kekasihnya itu. Tapi, sekarang Dennis membuka pintu itu karena merasa tak nyaman dengan tubuhnya yang menginginkan Marsya, "Sial, apa yang sebenarnya terjadi padaku?" umpat Dennis penuh tanya.
Tubuh hampir telanjang Marsya yang biasanya selalu menggiurkan, dalam sekejab berubah panas saat mata Dennis memandangnya. Dan sialnya belum apa-apa Dennis sudah merasakan sesak di antara selangkangannya. "Kenapa baru sekarang?" Entahlah, Dennis tidak memiliki jawabannya. Yang jelas saat ini tubuh mungil yang hanya terbungkus secuil kain itu begitu menggiurkan untuknya, membuat Dennis semakin kepanasan dan bergairah.