Sesungguhnya Cantika ingin sekali memaki lelaki yang baru saja menjadi teman sekelasnya, tapi ntah mengapa, dirinya malah menuruti ucapan Panji yang seolah mengancam.
"Lo bisa sopan gak sih, harus banget gitu ya? Buang buang muka?" protes Panji
"Siapa elo? Seenaknya aja ngatur ngatur gue." sela Cantika. Panji kembali fokus pada makanannya, sementara Cantika, dengan sengaja menyentil nyentil pelan gelas yang masih terisi setengah minumannya.
"Berisik tau," protes Panji, Cantika hanya bungkam, tidak ingin menjawab atau pun melawan murid baru itu.
"Lo punya telinga gak sih? Masih bisa dengar ucapan gue kan?" ucapan Panji sama sekali tidak di perdulikan Cantika, dirinya masih asik dengan sentilannya pada ujung gelas.
"Udah selesaikan makannya? Kalau gitu, bye." lontaran kata dari gadis cantik yang kini sudah pergi meninggalkan Panji seorang diri.