Seorang gadis sedang berdiri di tepi jendela, melihat keramaian burung yang sedang berkicau, pagi membuatnya mengukir senyum di ujung bibirnya, bola mata indahnya sibuk mengamati keramaian burung yang sedang bermain, angin sepoy - sepoy berhembus, mengganggu ketenangan dedaunan yang begitu rapi. Kini harus terusik dengan hembusan angin yang membuat bunga yang mekar kini bertaburan. Meninggalkan tangkainya.
Dirapikannya rambut yang tersibak akibat hembusan angin. Pelangi hanya bisa menatap keluar, dari jendela kamarnya, tubuhnya masih merasakan sakit dan lemah. Rambut yang tadinya terurai begitu rapi dan panjang terurus. Tapi, kini harus rela jatuh kelantai berhamburan. Ia menjatuhkan air matanya, satu demi satu tetes, ia tak bisa membendungnya. Meskipun ia tak pernah memperdulikan penampilan tapi Pelangi cukup menjaga rambut hitam lebat yang begitu anggun.