Masih dengan keadaan yang sama. Kantung mata yang semakin tebal, wajah sembab dan juga terlihat begitu pucat. Hani masih betah bersembunyi di balik selimutnya. Menyembunyikan tubuhnya yang baginya begitu kotor. Tidak sanggup rasanya untuk sekedar bangkit dan pergi keluar untuk mencari makan.
Sebentar saja, tubuhnya sudah selemah ini. Bagaimana jika 3 hari kedepan, apakah Hani masih mampu bernafas, menghirup udara segar di luar? entahlah, ia cukup enggan untuk bernegosiasi dengan keadaan. Sulit baginya menerima takdir yang harus dirinya jalani, apalagi mengingat jika sampai dirinya mengandung, benih yang belum dirinya inginkan. Hani sungguh belum siap, menerima keadaan hidupnya jika hal itu terjadi.
"Dek, aku ingin sekali memelukmu." ucapnya lirih dengan sayupnya mata yang enggan untuk terbuka. Hani kembali menarik selimutnya, mencoba masuk kedalam alam mimpi, yang dirinya ketahui akan jauh lebih indah dari alam sadarnya.
