beberapa hari kemudian, Aranya merasakan tubuhnya begitu lemas. Entah mengapa ia tidak menyukai aroma teh herbal yang setiap hari rutin ia minum untuk menjaga kesegaran tubuhku. Aranya pun menyuruh pelayannya untuk membelikan alat tes kehamilan di apotek.
"Ini, Bu." ucap inah sambil memberikan pesanan Aranya
"Terimakasih, kamu boleh kembali ke belakang."
"Baik Bu, saya permisi."
Aranya pun segera ke toilet, dirinya sudah tidak sabar untuk melihat hasil tespeknya. Ternyata benar, alat itu menunjukkan garis dua yang berwarna merah. Menandakan dirinya tengah mengandung kembali.
"Hallo sayang." sapa Aranya saat panggilan telepon sudah tersambung.
"Ia sayang, tumben kau menelponku di jam segini? Apa ada hal penting. Atau kau ingin aku belikan sesuatu?" balas Aditya yang begitu heran, karena tidak biasa Aranya menelponnya di jam pagi seperti ini, mengingat Aditya juga baru saja tiba di kantornya.