"Tidak!" teriak seorang gadis dengan wajah penuh air mata.
Pria dihadapannya berusaha membujuk dan terlihat cukup kebingungan, walau wajahnya samar entah mengapa dia memberikan perasaan semacam itu.
Pria itu bermandikan cahaya dari belakang yang membuat wajahnya gelap dan samar seperti tertutup sesuatu.
"Kita akan bertemu lagi." kata pria itu.
"Tidak!" gadis itu masih berteriak, menggelengkan kepalanya dengan kuat dan air mata kembali lolos dari matanya yang sendu.
"Kamu harus mengerti, aku harus pergi." kata pria itu lagi memberikan semacam perasaan tak berdaya.
Pria itu dengan lembut menangkupkan kedua tangannya di pipi gadis itu menghentikan tindakan menggelengkan kepalanya yang seakan bisa membuat kepala sang gadis lepas dari bahunya.
Lalu dengan kedua ibu jarinya dia mengusap air mata gadis itu dengan lembut.
"Mengertilah, sudah kewajibanku untuk pergi." kata pria itu dengan nada lebih lembut.