"Mohon bantuannya sobat." ujar Evelyn tersenyum.
Kevin dan Cecilia tidak bisa berkata-kata, perkataan Evelyn benar-benar menusuk hati mereka.
Mereka tidak tahu apakah harus bahagia atau bersedih. Di satu sisi adalah hal yang baik memiliki tujuan yang jelas, disisi lain mereka takut, takut bahwa ketika mereka telah berhasil mengumpulkan semua serpihan ingatan itu dan ratu berhasil memulihkan ingatan masa lalunya, sesuatu yang mengerikan akan terjadi.
Untuk sesaat keduanya tidak tahu harus bagaimana untuk merespon perkataan emosional sang ratu.
Haruskah mereka bahagia? Ataukah haruskah mereka bersedih? Apalagi kata-kata sang ratu yang mengungkapkan bahwa tidak peduli akan sesakit apa kenyataan yang ada dia akan menanggungnya.
Perkataan itu benar-benar menyayat hati keduanya, seolah ribuan jarum tak kasat mata di tusukan ke dada mereka, sakit dan sesak.
"Anda tidak harus berbicara seperti itu nona muda!" teriak Cecilia dengan wajah penuh air mata.