"Matilah kau gadis bodoh!!"
"Kamu tak pernah belajar rupanya."
Gadis itu tersenyum.
"Kenapa kamu tersenyum?! Rasakan ini!!"
Pria itu melemparkan bola api biru raksasa itu kearah Evelyn. Api biru itu semakin mendekat.. mendekat... mendekat dan mendekat ke arah Evelyn.
Sementara itu anggota inti organisasi telah tiba ditempat kejadian saat ini, mereka adalah King dan juga 3 anggota The Seven Guards, Florence, Buenos dan Lili.
"Tuan anda sudah tiba."
Segera salah satu anggota organisasi di kota itu menyambut King dengan sopan.
"Ada apa ini?" tanya King ketika melihat keributan yang terjadi.
"Itukan api biru! Bagaimana bisa? " ucap Buenos dengan nada tak percaya.
"Uwaah... bahkan kami pun masih kewalahan jika harus menghadapi api itu." Lili ikut menanggapi.
"Siapa gadis itu?!" salah satu anggota The Guardians bernama Florence berseru kaget ketika melihat Evelyn yang didekati bola api raksasa.
"Apa kalian sudah gila?! Gadis itu bisa mati! Mengapa kalian membiarkannya?!" teriak King yang juga langsung melihat kearah Evelyn ketika Florence berteriak.
"Ahh.. tuan.. kami juga berusaha menghentikannya, namun dia sudah berjalan kearah alun-alun tanpa bisa kami cegah." ujar seorang anggota organisasi dengan nada menyesal.
"Bagaimana cara kerja kalian?! Kita tak bisa membahayakan warga biasa!!" teriak King lagi.
"Maaf tuan.. maafkan kami.." semua anggota organisasi menundukkan kepalanya, takut dengan amarah pria di depannya yang mendapat gelar King diusia muda.
"Hei King... lebih baik kita langsung menyelamatkannya. Gadis itu bisa mati." ucap salah satu anggota Seven Guards bernama Buenos.
"Lakukan!" ujar King memberi perintah.
"Baik." ujar ketiga anggota Seven Guards itu.
Sebelum mereka bisa beraksi, Api yang dilemparkan kearah gadis itu tiba-tiba menghilang tanpa jejak, sama persis dengan kejadian sebelumnya.
"Apa yang terjadi?" tanya King tak mengerti.
"Entahlah." jawab Florence, Lili dan Buenos secara bersamaan.
Sementara Evelyn masih berdiri di posisi yang sama tanpa luka sedikit pun. Seluruh alun-alun menjadi sunyi bahkan King dan anak buahnya juga terdiam. Apa yang dilakukan gadis itu?
Detik selanjutnya Evelyn memecah suasana sunyi dan berkata, "Kamu salah memilih lawan, kamu seharusnya dari awal tak menyentuh temanku yang berharga. Kamu benar-benar membuatku marah!"
Evelyn marah, benar-benar marah. Pria licik ini mengincar Liana yang ada dibelakangnya, dia mengontrol api untuk berbelok dan langsung menuju Liana.
"Sudah kukatakan bahwa jangan gunakan kekuatan mengerikan itu kepada orang biasa, kamu tuli?" tanya Evelyn lagi dengan aura penuh ancaman, benar, ANCAMAN! Kali ini pria itu dengan jelas merasakannya.
"Aku akan membuatmu menyesal karena telah melakukan hal licik semacam itu. Percayalah.. Aku akan pastikan bahwa kamu menyesal telah terlahir kedunia ini."
Evelyn kembali berkata dengan nada dingin dan tanpa belas kasih.
Pria itu mundur selangkah, instingnya merasakan bahaya yang belum pernah dia temui sebelumnya.
Meskipun dia begitu percaya diri bahwa hanya King dan anggota The Seven Guards yang bisa menandinginya, namun pada kenyataannya dia belum pernah benar-benar berhadapan dengan salah satu dari orang-orang penting organisasi tersebut.
"Siapa kamu?!" teriak penjahat itu kepada Evelyn.
"Bukan siapa-siapa. Baiklah sekarang bisakah kita mulai?" Evelyn menyeringai jahat.
Kemudian dia melanjutkan ucapannya, "Kamu sudah menyerangku dan sekarang waktunya serangan balasan!!" teriak Evelyn kepada pria itu.
Pria itu tak gentar dan berkata, "Aku yang akan menyerangmu! Mati kamu!"
"Pria yang akan segera mati banyak sekali berbicara omong kosong." ujar Evelyn dengan nada datar dan sedikit bosan.
Pria ini bukanlah lawan yang layak, dia memiliki api biru ini pasti karena percobaan bukanlah milik alaminya, dia pasti membayar mahal hanya untuk menguasai dunia.
"Benar-benar bosan hidup rupanya kamu gadis kecil!" teriak pria itu murka.
Meskipun dia sempat merasakan bahaya dari gadis dihadapannya ini, pria itu tidaklah takut, dia memiliki banyak kartu truf untuk digunakan.
"Hmm... bukankah perkataan itu berlaku untukmu pria kurang ajar?" Evelyn berkata dengan nada penuh ejekan.
Pria didepannya ini tak paham luasnya dunia serta tingginya gunung maupun dalamnya lautan. Dia adalah katak dalam tempurung, dia tak tahu bahwa diatas langit masih ada langit.
"Kamu benar-benar mencari kematian gadis kecil!!" teriak pria itu murka.
Kemudian ratusan jarum kecil berwarna hitam melayang disekitar pria itu, kemungkinan besar harum itu penuh racun disekujur permukaannya.
Kulit wajah Florence berubah kemudian dia bersuara, "King, itu adalah jarum pemusnah."
King mengerutkan keningnya kemudian dia bersuara, "Darimana dia mendapatkan barang merepotkan seperti itu?"
"Pria ini berbahaya atau mungkin orang dibelakangnya yang berbahaya. Dia tidak mungkin bertindak sendirian dalam hal ini. Periksa segalanya dengan jelas." King memberi perintah.
"Baik." jawab seorang pria yang kemungkinan besar adalah sekertaris King.
King kembali melihat ke alun-alun, gadis itu tak terlihat takut sedikitpun ketika melihat kumpulan jarum yang menyeramkan itu.
"Shield." gadis itu mengumamkan sesuatu yang hanya bisa didengar olehnya.
Ketika ratusan jarum mengambang yang mengerikan itu melesat dengan kecepatan cahaya kearahnya tepat satu meter di depannya mereka seperti terhalang oleh sesuatu.
"Apa yang kamu lakukan?!" pria itu berteriak terkejut.
"Kamu bisa lihat sendirikan? Aku tak melakukan apapun." jawab Evelyn tanpa beban.
"Berhenti berbohong!! Kamu jelas melakukan sesuatu!!" pria itu kembali berteriak.
Sementara King dan yang lainnya dibuat terkejut oleh kekuatan yang ditunjukan oleh Evelyn.
"Berhenti berbicara omong kosong dan tunjukkan lagi apa yang bisa kamu lakukan, tentunya bukan cuma ini sajakan yang kamu miliki?!" jawab Evelyn dengan nada membosankan.
Pria ini bahkan belum mulai serius dan kepanikannya itu menyebalkan, penuh dengan kepura-puraan membuat Evelyn jijik dibuatnya.
"Hahaha... kamu benar-benar gadis yang menarik." pria itu tertawa kemudian dia menyeringai jahat.
Evelyn hanya diam tanpa menjawab pernyataan pria dihadapannya, dia akan menghancurkan apapun kartu truf yang dimiliki pria ini sehingga dia akan benar-benar hancur dan menyesal telah terlahir kedunia ini.
Detik selanjutnya pria itu kembali mengeluarkan jarum hitam beracun yang sama namun kali ini jumlahnya benar-benar membuat semua orang di mall gemetar ketakutan.
Ribuan jarum berwarna hitam, bukan, bukan hitam, jarum-jarum kali ini berwarna hijau yang artinya racun yang dimilikinya lebih mematikan dari jarum-jarum sebelumnya.
"Sebaiknya kamu berdoa agar bisa selamat dari jarum-jarum ini." ujar pria itu menyeringai.
Evelyn tersenyum meremehkan, kemudian tangannya bergerak dan jarum-jarum yang tertahan sebelumnya hancur tanpa sisa. Pria itu terkejut dan kemudian menjadi marah, beraninya gadis ini menghancurkan jarum-jarum miliknya!
"Sebaiknya kamu yang berdoa agar jarum-jarum milikmu yang selanjutnya tidak akan hancur seperti jarum-jarum sebelumnya." ujar Evelyn dengan senyuman manisnya.
Disisi lain King dan yang lain melihat kejadian ini dengan takjub, terutama anggota Seven Guards, gadis ini mengingatkan mereka pada seseorang.
Tanpa sadar mereka melihat kearah King yang sedang tersenyum kecil nyaris tak terlihat jika tidak diperhatikan.
"Benar-benar gadis yang tak memiliki rasa takut sama sekali." ujarnya menyeringai.