96.
Dua hari berlalu sejak kejadian hari itu. Dan Azalea tidak menunjukkan batang hidungnya di depan Caelia. Dia merasa bersalah. Sangat bersalah karena membuat putrinya celaka. Selama dua hari ini, yang dilakukan Azalea hanyalah seputar merenung. Dia merenungi setiap ucapan dan tindakannya yang bisa saja menyakiti putrinya.
Ah, maksudnya sudah pasti menyakiti putrinya.
Ada alasan tersendiri mengapa Azalea sangat murka sewaktu mendengar berita bahwa putrinya hamil diluar nikah. Itu dikarenakan, dia pernah mengalami hal serupa. Dimana dirinya tertipu oleh janji manis seorang pria. Dia mengandung tanpa sebuah hubungan yang pasti berupa pernikahan. Dan semuanya berakhir menyakitkan. Azalea di tinggalkan. Benar-benar ditinggalkan dengan alasan yang sangat konyol. Dan itu menimbulkan sebuah luka menganga dalam benaknya.