Setelah merasakan sebuah momen mendebarkan dan juga menerbangkan segala angan di dalam dirinya, Ryan pun berjalan menuju ke lobby depan sanatorium.
Hari itu Angel memiliki banyak pasien hingga tak bisa mengantarkan kekasihnya. Ryan akan diantar oleh seorang supir yang kebetulan bekerja untuk sanatorium.
"Begitu semua urusan selesai, aku akan menemui kamu, Angel," pamit Ryan dengan wajah tak rela dan penuh kesedihan. Rasanya terlalu berat meninggalkan seorang perempuan yang baru saja resmi menjadi kekasihnya.
"Rasanya aku sudah mulai merindukanmu, Ryan. Belum juga kamu pergi, rasa rindu sudah menyeruak di dalam hatiku." Angel tak pernah menyangka jika dia akan begitu mencintai kakak laki-laki dari sahabatnya itu.
Pandangannya mulai berkaca-kaca saat memandang kekasihnya itu. Angel merasa jika perasaannya pada Ryan terlalu berlebihan. Sayangnya semua itu sangat nyata dan tak bisa dihindarinya.