Ada satu hal yang membuat Ryan sangat terkejut sekaligus tak percaya. Bahkan dia berpikir jika dirinya sedang bermimpi. Bagaimana tidak? Tatkala dirinya memberikan sebuah ciuman yang tak terduga pada Angel, perempuan itu menyambutnya. Angel bahkan mengimbangi setiap permainan Ryan di dalam mulutnya.
Bagaikan mendapat durian runtuh, perasaan itu juga yang dirasakan oleh Ryan Fernandez pagi itu. Setidaknya dia cukup aman dari sebuah tamparan keras yang biasa dihadiahkan oleh Angel setiap dirinya mencium sembarangan.
"Sampai kapanpun, aku tak akan meninggalkan kamu, Angel." Sebuah kecupan berakhir di kening sang psikiater. Seolah benteng pertahanannya akan segera hancur dan tak mampu berdiri kokoh.
"Jangan lakukan ini, Ryan. Aku tak pantas berada di sisimu." Angel mencoba untuk menjelaskan posisi dirinya bagi Keluarga Fernandez. Dia tak ingin memaksakan diri untuk masuk ke dalam keluarga konglomerat itu.