Tak berapa lama setelah sarapan selesai, Ryan bergegas masuk ke dalam kamar. Dia langsung bersiap sebelum berangkat ke kantornya. Segalanya harus segera diselesaikan secepatnya. Tentu saja tak baik jika sampai berlarut-larut dan membuang waktu.
"Aku berangkat dulu, Eve. Sebisa mungkin aku akan kembali secepatnya," pamit Ryan bersamaan dengan sebuah kecupan mesra yang mendarat di kening istrinya.
"Berhati-hatilah! Aku akan sangat merindukanmu." Evelyn langsung bergerak untuk memeluk suaminya. Dia seolah tak rela harus melepaskan Ryan meninggalkan sanatorium.
"Aku titip istriku, Henry," ucap Ryan sedikit keras karena pria itu berada di tempat yang sedikit jauh.
Henry hanya melambaikan tangannya saja tanpa mengatakan apapun. Dia berharap jika segalanya berjalan sesuai keinginan. Pasangan itu sama sekali belum bisa menikmati kebahagiaan setelah pernikahan.