Orlando terkekeh melihat ekspresi Angel yang begitu salah tingkah. Dia sangat yakin jika perempuan itu telah merasakan sebuah getaran berbeda dari sosok pria seperti Ryan Fernandez.
Mungkin saja, pesona sang Casanova mampu meluluhlantakkan pertahanan Angel. Tak bisa dipungkiri, wajah tampan yang begitu memikat dengan bentuk tubuh atletis idaman seorang wanita dimiliki oleh Ryan. Tak cuma secara fisik saja, pria itu juga memiliki karir cemerlang dengan latar belakang keluarga yang tak perlu diragukan lagi. Sebutan konglomerat mungkin masih belum cukup bagi Keluarga Fernandez.
"Jangan berbicara omong kosong, Orlando! Apa kamu mau gaji bulan ini kupotong?" ancam Angel dalam balutan senyuman sinis penuh kemenangan.
Berani-beraninya Orlando melemparkan ledekan padanya! Hal itu tentu saja membuat perempuan itu menjadi naik darah. Ditambahkan dengan kelakuan Ryan terhadap dirinya tadi, rasanya Angel semakin terbakar amarah yang sejak tadi hanya bisa ditahannya.
"Ayolah ... rileks! Apa kamu sedang sakit?" tanya Orlando karena menyadari wajah pucat dari bos sekaligus teman baiknya. Tidak biasanya perempuan itu sampai harus diantar oleh tamunya ke hotel. Jika tidak terjadi apa-apa dengan Angel, hal itu tak mungkin terjadi.
Angel mengumpulkan segenap tenaga dan juga kekuatannya. Rasa sakit di dalam perutnya sudah mulai menghilang. Dia pun beranjak duduk di sebuah kursi yang berada tak jauh dari manager pribadinya.
"Transfer seluruh uang pembayaran Tuan Fernandez. Kalau perlu tambahan beberapa untuk biaya rumah sakit. Aku tak mau berhutang pada siapapun," pinta Angel pada sang manager kepercayaannya. Dia merasa telah berhutang budi pada Ryan.
Tampak ekspresi terkejut mendengar permintaan Angel padanya. Dia cukup tahu, bagaimana para orang kaya memperlakukan uang. Bagi mereka, uang seakan tak ada harganya. Lalu .... Bukankah keputusan Angel itu sangat berbahaya?
"Apakah kamu sudah gila, Angel? Ryan Fernandez tak membutuhkan uangmu itu! Mereka justru akan tersinggung jika kita mengembalikan seluruh uangnya," peringat Orlando pada sosok perempuan yang seolah masih belum mengetahui latar belakang kliennya itu.
Perempuan itu tampak tak acuh, seolah tak mendengar penjelasan Orlando padanya. Sedikit banyak, Angel sudah bisa menebak latar belakang Keluarga Fernandez. Namun tetap saja, ego di dalam dirinya terlalu tinggi. Dia tak ingin memiliki hutang pada siapapun.
"Lakukan saja permintaanku! Aku yang akan mengurus Ryan." Angel bangkit dari kursi lalu masuk ke kamar mandi. Dia merasa terus gelisah dengan perasaan tak nyaman.
Sejak kepergian Ryan, bayangan pria itu terus menari-nari di pelupuk matanya. Hangatnya ciuman pria itu, seakan masih terasa di bibirnya. Sekuat hati, Angel mencoba menghapus jejak Ryan dari tubuhnya. Dia tak ingin terjerat dengan seorang pria yang telah mempermainkan banyak perempuan.
Tanpa sadar, Angel memejamkan matanya di bawah guyuran air mengalir yang berasal dari shower. Setidaknya ... dia sedikit tenang berada di sana. Hingga tanpa terasa, waktu bergulir sangat cepat. Perempuan itu sudah berada di dalam selama satu jam lebih.
"Angel! Buka pintunya! Apa yang sedang kamu lakukan?" teriak Orlando di balik pintu kamar mandi. Dari suaranya, pria itu terdengar sangat panik dan juga mencemaskan sosok wanita yang sejak tadi tak keluar dari kamar mandi.
Hal itu semakin menyakinkan Orlando. Dia yakin bika telah terjadi sesuatu antara Angel dan Ryan Fernandez.
"Jika tak segera dibuka ... aku akan mendobrak pintunya!" teriak Orlando karena sudah tak sabar untuk memastikan kondisi Angel.
Dalam hitungan detik, pintu itu langsung terbuka. Angel keluar dengan bathrobe yang menutupi tubuhnya. Rambut perempuan itu masih sangat basah. Bahkan masih ada beberapa tetesan air dari setiap helai rambutnya.
"Apa yang sebenarnya kamu lakukan, Angel? Apakah melupakan Ryan sesulit itu?" tebak Orlando pada sosok perempuan yang nampak sangat pucat karena terlalu lama berada di bawah air mengalir.
Angel tak mungkin berbohong, berkilah pun serasa percuma. Perempuan itu tak mungkin membohongi seseorang yang selalu mendukungnya. Orlando terlalu mengenalnya, bahkan sekejap mata saja pria itu bisa melihat kegelisahan dari Angel.
"Aku tak pernah merasakan seperti ini dengan pria manapun. Bahkan ... aku masih bisa merasakan betapa hangatnya sentuhan Ryan." Semakin tak berdaya dengan segala yang dirasakannya, Angel merasa gelisah dan juga sangat bingung pada perasaannya sendiri.
"Apakah kalian sudah menyatukan diri hanya untuk sebuah kenikmatan sementara? Apakah Ryan Fernandez hebat di atas ranjang?" Tiba-tiba Orlando merasa sangat tertarik untuk mendengar kisah cinta penuh gairah yang telah dilakukan oleh Angel dan juga Ryan.
Bukannya menjawab, Angel justru mencubit keras lengan Orlando. Dia merasa jika pertanyaan itu terdengar vulgar dan sangat berlebihan. Tentu saja Angel tak mau mengatakan apa saja yang telah dilakukannya bersama Ryan.
"Gila kamu, Orlando! Kamu pikir aku dan Ryan pasangan apaan!" kesal perempuan itu. Angel merasa tuduhan itu terdengar tak nyaman di telinganya. Meskipun di dalam hati kecilnya, dia membayangkan sesuatu yang tak seharusnya dipikirkan olehnya.
"Semua perempuan juga tahu, bagaimana hebatnya sosok Ryan Fernandez di atas ranjang. Bahkan mereka pasti akan menyerahkan dirinya dengan sukarela pada pria itu. Apakah kamu sama sekali tak tertarik, Angel?" goda Orlando dengan sebuah senyuman merekah penuh ledekan.
Berbohong jika Angel sama sekali tak menginginkan Ryan. Meskipun ribuan kali mulutnya menolak untuk mengakuinya, hatinya sama sekali tak bisa berbohong. Pesona Ryan Fernandez seolah telah melumpuhkan akal sehatnya. Angel merasa harus lebih berhati-hati pada pria itu.
"Tolak segala pertemuan yang melibatkan Ryan Fernandez. Aku tak ingin bertatap muka dengannya lagi. Ini adalah yang pertama dan yang terakhir kalinya," tegas Angel dengan penuh keyakinan dan juga sangat tegas. Dia tak ingin melibatkan dirinya dalam sebuah hubungan apapun dengan pria itu lagi.
"Bagaimana jika kamu ternyata hamil anak Ryan?" celetuk Orlando tanpa berpikir panjang. Dia hanya khawatir jika hubungan dua orang dewasa itu telah menanamkan benih di dalam rahimnya.
Ingin rasanya Angel tertawa keras mendengar hal itu. Namun dia mencoba menahan dirinya agar tak membuat Orlando semakin menjadi-jadi. Perempuan itu tak ingin meluruskan apapun mengenai hubungannya dan juga Ryan. Berusaha melupakan segala yang telah terjadi antara dirinya dan juga sosok pria arogan itu.
"Sudah pulanglah! Kalau aku benar-benar hamil, kamu tak perlu repot-repot mengurus aku. Bukankah Keluarga Fernandez sangat kaya raya? Aku pasti akan jadi nyonya besar di sana." Angel sengaja mengatakan sesuatu yang tak terduga. Tanpa sadar dia sudah mengatakan hal itu sendiri.
"Hebat! Kamu sengaja menjebak sang Casanova itu," sahut Orlando sembari memandanginya wajah Angel yang masih tersenyum tipis. Entah sadar atau tidak, Angel seolah telah merindukan sosok pria yang tak berapa lama lalu meninggalkan kamar hotelnya.