Ditempat lain, disebrang sana, entah kenapa Gilby merasa perkataan Nana menusuk jantungnya. Terasa nyeri namun ia tak berani mengatakannya.
"Oh, iya by! Bagaimana latihannya?" namun tetap saja, saat Nana berbicara mengenai tentang dirinya ia merasa menjadi sangat baik, tidak merasakan nyerinya lagi.
"Mm.. Iby capek banget, Na. Tapi karena kita bermain dengan maksimal, rasa capeknya hilang. Seru banget deh pokoknya. Oh iya, Besok Nana ada rencana ga?"
"Kayaknya ngga ada deh, tugas praktek udah beres, tinggal ngumpulin laporannya aja. Emang ada apa By?"
Senyum Gilby merekah. "Temenin Iby Latihan yuk!"
Nana menyerngit tidak setuju, "Loh? Nana? Ngga deh by, yang ada Iby jadi gak pokus latihannya. Trus juga Nana ngga enak sama anak-anak lain,"
Walaupun perkataan dan keinginan hati Nana berbeda, tetap saja Nana merasa tidak enak.