Di wilayah lainnya, sejumlah orang tengah beradu argumen. Anak anak berandalan sekolah yang sedang rumpi rumpi ala anak anak bandel remaja masa kini.
"Kagak!" Jawabannya masih dengan cengiran dimulutnya.
Raga mengelus-elus rambut Caca, bisa-bisanya gadis ini membuatnya gemas dengan kebeloonannya. "Lemot, tapi kok bikin gemesin sih?" Bisik Raga sembari terus mengusap-ngusap rambut Caca.
"Gue gak lemot!" Ucapnya tajam, sambil melotot ke arah Raga.
"Lo lemot wlee.." Raga menjulurkan lidahnya, membuat caca semakin kesal dan kembali menatap Bima yang masih menunduk lesu.
"Udahlah Bim terima aja, kalau lo entar gak mau bayi nya, gue siap tampung kok." Kata Caca sambil tersenyum.
Bima mengacak rambutnya frustasi, bukan itu yang menjadi masalahnya. "Gue bingung harus gimana.."
"Tanggung jawablah tolol, jangan jadi laki yang pengecut. Berani berbuat berani bertanggung jawab!" Jawab Alzam dengan nada datarnya, dia akan berbicara panjang lebar, ketika sedang dalam keadaan seperti ini.