Pukul 10.00 am, Sinta terbangun dari tidur nya diatas ranjang dengan busana lengkap. Entah sejak kapan Valeno memakaikan baju gadis itu kembali, tapi bersyukur Sinta tak curiga apapun. Gadis itu kini sudah duduk berseberangan di atas meja makan dengan Aleya dan satu pria yang Ia anggap sebagai tunangan teman nya.
Suasana meja makan cukup canggung, mengharuskan Aleya berbuat sesuatu agar suasana ruangan tersebut sedikit mencair. Sinta sebenarnya sedikit heran, kenapa Aleya memakai syal padahal sebelumnya teman nya itu paling anti dengan keribetan. Sinta juga sedikit terpokus dengan luka lecet dibibur teman nya itu, sedikit noda darah kering terlihat samar samar legam dibelahan bibir bawah Aleya.