Aleya berlari ke atah parkiran luas sekolah nya, bersembunyi di balik mobil yang terparkir. Uh rasanya jantung di dada kiri sedang mengadakan resepsi dangdutan, detak nya bahkan terdengar pak cepak cepak jeder. "Haahh.. beruntung lah aku bisa kabur," Aleya bernapas lega, menselonjorkan kaki nya terduduk di tanah.
Kalau Ia kembali ke kelas, Ia yakin akan kembali bertemu dengan Jey dan Arga. Tapi jika Ia tak ke kelas, maka nilai mapel biologi nya akan hangus. Tak bisa dibayangkan kalau guru berkepala pelontos itu kembali memberikan tugas berupa makalah kepadanya hanya karena tak masuk kelas sekali, ingin sekali Aleya mencabuti ramput dikepala botak guru biologi itu.
"Kalau gue balik ke kelas, entar si Jey sama si Arga nemuin gue lagi. Tapi kalau gue gak ke kelas, hidup gue di mapel biologi bakalan kelar hari ini. Aduh gimana dong.. apa gue sembunyi nya di Uks? gue yakin itu guru botak gak akan hukum gue kalau tahu nya sakit," secercah cahaya menerangi isi kepala Aleya yang dark.
