"Cantikan juga gue," Ujar Aleya sinis.
Levin menoleh pada kakak nya, yang tengah merajuk bersedekap dada. Memang benar, Aleya sangat cantik sekarang? berbeda dari dulu. Tapi, bagi Levin, kakak nya selalu cantik dimatanya sejak hingga sampai kapanpun.
"Hilih..mengiri ceritanya," Cibir Levin.
"Emang iya kok, cantikan gue," Elak Aleya tak terima.
"Iya iya lo cantik! udah lah, sekarang kita ngapain kalo udah disini?" Ucap Levin merasa kesal.
"Haenn..kita obrak abrik toko nya aja gimana?" Tanya Aleya.
"Jangan! jangan jahat jahat sama orang," Jawab Levin, menolak.
"Eh, kita kan niat kesini buat jahatin dia ogeb! lagian lebih jahat lo lah, jual organ pegawai lo sendiri," Jawab Aleya benar benar kesal.
"Iya juga," Pikir Levin.
"Yaudah ayok!" Ajak Aleya menarik tangan adiknya.
"Bentar dulu dong Woy!" Cegah Levin.
"Apalagi si ni bocah," Gemas Aleya.
"Gue setuju rencana lo kak. Tapi, kita juga gak boleh gegabah,"
"Gegabah?" Beo Aleya.
****