"Dingin? tentu saja. Aku pangeran Es. jika aku hangat, maka kamu harus bisa melayani ku diatas ranjang ini," Sahut nya tersenyum miring.
"Cih, dasar mesum!" Ucap Aleya memdelik.
"Bagaimana? aku sudah sangat rindu harum keringat mu," Sahut bayangan Ashi.
Bibir Aleya menipis, ingin sekali ia menonjok laki laki ini jika bukan bayangan. "Angetin saja sendiri, lo pikir gue jalang yang bisa angetin lo! dasar manusia es," Sahut Aleya dengan delikan tajam.
Laki laki itu terkekeh, ia menjauh dari tubuh gadis itu. Aleya bernapas lega, setidaknya ia tak terlalu dekat dengan laki laki itu. Aleya membangunkan diri nya, Tapi justru kepala nya menjadi jadi. Ia pegangi kepala nya seperti rasanya sebuah batu menghamtamnya keras. Ia merasa pandangannya buram, denyutan hebat membuat ia tak bisa berpikir jernih.
"Ahk sakit!" Erang Aleya.
"Benturan itu, sepertinya masih tersisa dikepala mu. gadis bunga," Sahut Ashi tersenyum menang.