Hingga waktu berlalu entah sudah berapa lama, bibir mereka masih saling menempel penuh gairah.
Walau awalnya Nastya menolak, tapi sekarang, ia mulai terbuai dan terhanyut ke dalam permainannya. Seperti biasa, Narendra paling jago membangkitkan keinginan Nastya hingga wanita itu tidak bisa menolak dan selalu lemah di bawak kuasanya.
Hingga akhirnya, sebelum tahap selanjutnya terjadi, terdengar suara ketukan pintu di iringi suara anak kecil terdengar di balik pintu kamar.
Tok! Tok!
"Ma! Sedang bapa? Aku mau makan disuapin sama Mama!"
Seketika Nastya tersadar dari kegilaan itu. Ia segera mendorong Narendra dan segera membenarkan posisi pakaiannya yang sudah digulung ke atas oleh pria itu.
"Iya tunggu sebentar, Sayang!" jawabnya sambil merapikan rambut. Setelah selesai, ia segera pergi keluar menemui putranya.
Narendra masih terlentang bodoh di atas tempat tidur. Merasakan adiknya yang sudah menegang, namun tidak bisa berbuat apa-apa.
