Inge seperti mencari kata-kata. Memejamkan mata sejenak, lalu menatapkan Meisa dengan pandangan tanpa kedipan.
"Kamu datangi toke kilang sagu itu. Tawar berapa dia jual kilang dan kebun sagunya." Inge berdiam sejenak. Masih dengan tatapan tanpa kedipan. "Sampai dia mau berapa."
"Kalau..."
Inge memotong cepat. "Jangan berkalau-kalau juga. Tawar berapa dia mau jual!"
"Maksud aku, kalau dia tidak mau aku carikan kilang yang lain, bagaimana?"
"Pertama, usahakan kilang tempat kamu kerja itu. Bila memang tidak mau melepas dengan harga berapa pun carilah yang lain."
"Banyak kilang sagu di sini?" tanya Inge.
"Di pulau ini ada puluhan kilang. Kalau di daerah ini seluruhnya, mungkin ada ratusan."
"Bila kilang toke kamu itu tidak mau jual, banyak alternatif lain. Pokoknya, jangan sampai tidak dapat kilang yang mau dijual. Harus dapat. Harga bukan soal."