Menghabiskan malam yang tinggal sepertiga, Miesa tidak bisa tidur.
Ia ingin sekali bersama Inge. Ia sangat rindu dengan sohibnya itu. Ia ingin bercerita banyak. Tentang semuanya.
Tentang kehidupanya mulai tenang di kampung. Meski untuk itu dia harus bekerja dari pagi sampai petang. Berat dengan hasil tidak seberapa. Tapi ia suka melakukannya. Pikirannya tidak terbenani lagi oleh rasa bersalah. Satu-satu yang membuatnya kuat dan harus bertahan adalah gadis kecil itu.
Meisa ingin bercerita tentang Nurul. Anak gadis kecilnya itu mau sekolah. Mungkin sekolah PAUD. Tapi ia tidak punya uang untuk itu. Gaji kerja di kilang sagu habis untuk keperluan sehari-hari. Nurul suka bertanya kapan ia sekolah seperti teman-temanya.
Ibunya belakangan ini sering sakit-sakitan pula. Perlu perawatan dan pengobatan. Beruntung ia mendapatkan fasilitas bantuan dari pemerintah hingga tidak perlu membayar setiap kali membawa ibu berobat ke puskesmas.