Meski baru mulai, suasana meeting berlangsung bagai sidang di ruangan pengadilan. Berjalan kaku dan tegang. Komunikasi hanya berlangsung dua pihak. Hanjo selaku CEO dengan Lucya dan Melina sebagai pemegang saham.
Dan Hanjo masih percaya diri. Menurutnya ia memegang kendali.
"Apakah semua sepakat penambahan pemegang saham baru?" tanya Hanjo kemudian.
Tidak ada jawaban. Lucya menutup mulut. Melina diam seribu bahasa. Di meja seberang, Sonia masih menundukkan kepala. Hasan tidak bersuara.
Hanjo memandang mereka bergantian. "Kalau diam saja berarti setuju. Begitu lazimnya," ujar Hanjo seraya mengangkat tangan guna memukul meja. Tanda persetujuan. "Bagaimana? Setuju?" tanyanya.
"Tunggu," kata Melinda. "Untuk persentase kepemilikan saham juga belum ada kesepakatan. Mestinya ini yang dibicarakan terlebih dahulu. Disepakati atau tidak."