"Terserahlah!" gerutu Hanjo.
Dalam hati ia tidak menyalahkan sikap Hardiman. Ia pun akan bersikap seperti itu bila didesak-desak saat tengah ngopi. Ia setuju, ngopi itu perlu ketenangan dan kenyamanan.
Sejam kemudian barulah Hardiman memberikan aba-aba.
Hanjo buru-buru menyelesaikan pembayaran sarapan. Buru-buru ke tempat parkir. Mendesak Karim melaju dengan kencang.
Tiba di ruang kerjanya Hardiman, ia sudah tidak bisa menunggu lebih lama. Ia sendiri yang mengeluarkan berkas dari lemari arsip Hardiman.
"Ini akte itu. Coba Bro teliti lagi apa yang bermasalah yang kira-kira mereka persoalkan itu," kata Hanjo menyerahkan berkas dalam jepitan map plastik warna biru.
Hardiman membukanya. Membalik akte itu selembar demi selembar. Dipastikan isinya tidak ada permasalahan. Sebab sudah standar dan kopi paste dari dokumen akte yang sudah ada. Paraf di masing-masing halaman lengkap. Tak ada yang tertinggal.