Chereads / The Bad Queen from Avillion / Chapter 2 - Chapter 2, Hal tak Terduga.

Chapter 2 - Chapter 2, Hal tak Terduga.

Aku Yuzuru Kurosaki adalah wanita kantoran biasa yang telah meninggal karena kecelakaan yang ku alami setelah berlari dari wilayah yang terjadi baku tembak antara orang yang sama sekali yang tidak kuketahui. Lagipula sebenarnya siapa mereka? Yakuza? ntahlah. Aku tidak  menyangka jika akan mati seperti itu, dengan cara tertabrak oleh bis yang sedang melaju.

Daripada memikirkan itu, sebaiknya aku memikirkan apa yang sebenarnya terjadi kepadaku sekarang. Setelah kematian aku terjebak di alam baka bersama seorang yang mengaku dirinya adalah Dewi atau Administrator, jujur awalnya aku tidak terlalu mengerti apa yang dia maksud dari perkataannya. Tapi akhirnya dia menjelaskan kalau aku mengalami kesalahan pada jiwaku, Karena itu dia mau tak mau harus memindahkan ku ke dunia lain.

Setelah itu dengan seenaknya Dewi itu melemparku ke bawah , yang lagi-lagi membuatku terjebak dalam sebuah situasi yang sangat sulit dimengerti.

"Dengan ini anda sudah di nobatkan menjadi Ratu dari Kerajaan Avillion Raya dan Pemimpin dari Ras Avannes, semoga anda dapat menuntun kerajaan menjadi lebih baik lagi."

"Panjang umur Tahtanya!"

"Panjang umur Tahtanya!"

"Hidup Ratu Lyanna!"

Yap seperti ini situasinya, jika aku bertemu dengan Dewi itu aku pasti akan langsung memukul wajahnya. Tapi kesampingkan itu karena ada hal penting lainnya yang harus ku mengerti sekarang. Sepertinya aku  setelah dibuang dari tempat gelap sebelumnya, aku tiba-tiba berada di sebuah ruangan yang sangat besar dan di penuhi oleh banyak orang berpakaian rapi yang sedang melihatku  dan berteriak kepada ku. Didepan ku terdapat seorang laki-laki yang memiliki perawakan seperti sudah berumur 60 keatas, dia berpakaian seperti setelan pastor dari sebuah gereja di dunia ku yang sebelumnya. Pastor itu berbicara dengan lantang tentang hal yang lagi-lagi tidak terlalu ku mengerti, tapi sepertinya dia berbicara tentang Ras Avannes yang sebelumnya di jelaskan oleh Dewi bodoh itu.

Ngomong-ngomong aku merasa jika tubuhku terasa lebih pendek dari sebelumnya dan rambutku juga terasa lebih panjang dari sebelumnya, dan dadaku terasa lebih..... yah tidak ada beda dari sebelumnya. Bahkan setelah direinkarnasi aku masih tidak bisa merasakan mempunyai aset yang besar di dadaku, sangat menyedihkan ya.

Kesampingkan itu, mungkin ini hanya tebakan ku saja tapi sepertinya ini bukan tubuh asliku dan aku tidak tahu apa yang terjadi dengan pemilik asli dari tubuh ini. Jika tidak salah aku tadi mendengar beberapa orang berteriak "Hidup Ratu Lyanna", apakah itu nama dari pemilik asli tubuh ini?

"Yang Mulia Ratu Lyanna, sekarang sudah waktunya kita untuk segera pergi ke kereta kuda untuk pergi ke istana kerajaan, sekaligus melakukan pawai di perjalanan untuk selebrasi penobatan anda menjadi Kepala Negara yang baru"

Tiba-tiba disaat aku melamun karena memikirkan banyak hal ada seorang pemuda laki-laki  tampan berambut hitam cepak  dengan irish merah kegelapan memakai setelan zirah yang sangat gagah berbicara kepadaku. Dan sepertinya tebakanku yang sebelumnya adalah benar, jika ini adalah bukan tubuh asliku.

"Umh, kamu siapa ya?"

Aku secara refleks menanyakan tentang siapa dirinya, yang membuat wajahnya terlihat agak terkejut. Bodohnya aku bagaimana jika dia dan pemilik tubuh asli ini sudah saling kenal, yang ada hal tersebut akan memunculkan kecurigaan.

"Hahaha, sepertinya anda memang belum mengenal diriku ya. Memang benar jika sering berpas-pasan di istana kerajaan, tapi kita belum saling berkenalan. Jadi, perkenalkan diriku adalah  Roberd Rochister yang mulai sekarang akan bertugas menjadi Pengawal Pribadi anda."

Uwah.....

Sangat mirip seperti di cerita-cerita dongeng di duniaku sebelumnya. Tetapi untungnya pemilik tubuh asli ini dan dia tidak terlalu saling mengenal satu sama lain sebelumnya.

"Baiklah yang mulia, kita sekarang harus bergegas ke kereta kuda yang telah di siapkan di luar sebelumnya"

Roberd pun berbicara kepadaku dan dengan segera memberikan tangannya kepadaku dan mulai membantu ku turun dari panggung penobatan. Disitu kami berjalan di aula ruangan yang masih terdapat banyak orang di sekitarnya. Perasaanku mengatakan jika sepertinya mereka semua sedang saling berbisik membicarakan tentang diriku, bahkan sampai ada yang terdengar oleh telingaku.

" Andaikan Tuan Wilhelm tidak meninggalkan karena penyakitnya, padahal Kerajaan Gardant sedang dilanda perang saudara yang mana bisa menjadi kesempatan kita" Pria Berpakaian rapi 1.

"Kau betul, apalagi dengan adanya krisis keturunan mau tidak mau hanya nyonya Lyanna yang tersisa dari Dinasty Branz yang harus menjadi Ratu negara ini"  Pria berpakaian rapi 2.

"Mau bagaimana lagi karena perang yang berkepanjangan banyak tokoh-tokoh dari Dinasti Branz yang meninggal di peperangan, apalagi karena kesetiaan Raja Wilhelm ke Ratu Ellie yang sudah meninggal, membuatnya tidak ingin menikah lagi." Pria berpakaian rapi 3.

"Tapi untungnya Duke Ronald Rochister menjadi wali dari Lyanna, lihatlah wajah nyonya Lyanna yang kebingungan, dan itu hal yang wajar karena dia hanya gadis 13 tahun." Pria berpakaian rapi 1.

"Tutup mulut kalian!"

"Yang kalian lakukan itu sama saja dengan tindakan makar, jangan mentang-mentang dia berumur 13 tahun kalian dapat bertindak seenaknya!"

Roberd dengan segera menghentikan mereka yang sedang bergosip tentang diriku secara tegas, good job Roberd. Walaupun begitu sisi baiknya aku mendapatkan banyak informasi, salah satunya ternyata Negara ini memang sedang dalam keadaan berperanng dengan negara lain. Karena raja sebelumnya sekaligus ayahku meninggal karena sakit, dan terjadi krisis keturunan maka hanya aku satu-satunya kandidat yang terpilih menjadi pemimpin Negara ini. Walaupun begitu  menyerahkan tanggung jawab besar Negara kepada gadis kecil tentu saja hal yang sangat berbahaya pada stabilitas negara, jadi terpilihlah seorang bangsawan berkependudukan tinggi menjadi waliku dalam memimpin negara. Yahh, dalam negara kerajaan seperti ini praktek sistem feodal  tentu saja akan ada disini, maka tidaklah mengejutkan jika  banyak bangsawan berkumpul disini.

Setelah Roberd menegur para bangsawan penggosip, aku dan dirinya langsung berjalan keluar gereja. Disaat kami sudah berada diluar aku melihat sebuah kereta kuda yang siap ditarik boleh 4 kuda. Karena seperti untuk kebutuhan pawai, kereta itu dihias sangat meriah di luarnya.

"Bukankah  hiasannnya terlalu berlebihan?"

"Yah.... ini bukan bagian dari tanggung jawabku, Yang Mulia"

Aku bertanya kepada Roberd tentang hiasan yang terlalu berlebihan, dan sepertinya dia juga merasakan hal yang sama.

Tak berselang lama kami pun mulai menaiki kereta tersebut, karena gaunku yang membuatku report Roberd membantuku untuk menaiki kereta kuda. Diperjalanan kami duduk saling berhadapan satu sama lain di dalam kereta. Setelah perjalanan berlangsung lama aku merasa keanehan karena aku tidak mendengar kemeriahan pawai ini, karena penasaran aku pun mulai melihat keluar dari jendela kereta. Betapa terkejutnya aku karena yang kulihat bukanya tempat yang penuh kemeriahan pawai, tapi yang kulihat hanyalah tempat kumuh yang dipenuhi oleh para warga yang sepertinya tidak terlalu puas atas penobatan-ku, justru yang di wajah mereka hanya terdapat keputusan asaan.

"Sungguh menyedihkan kan mereka? perang berkepanjangan sebelumnya yang ada hanya menghasilkan kesengsaraan bagi rakyat seperti mereka"

Roberd berbicara kepadaku yang sepertinya dia sadar jika aku terkejut karena melihat keluar. Disaat mereka sedang kelaparan dan putus asa karena peperangan kita malah mengadakan pawai dengan kereta yang di hiasi seperti ini

"Suruh kusir percepat keretanya!'

"Eh?"

"Sudah kubilang percepat keretanya bodoh, apakah kau tidak sadar kita melakukan pawai dihadapan rakyat sendiri yang sedang kelaparan"

"Ba-baik, maafkan saya"

Pada akhirnya kereta pun mulai terasa lebih cepat dari sebelumnya.