Setelah kepergian nyonya Sasika. Laluna yang menyadari bahwa Kezia yang tadi berada dipangkuan Theo sudah menghilang, memilih merebahkan kepalanya dipaha Theo.
Kemudian membenamkan wajahnya diperut Theo yang terasa keras dan melingkarkan tangannya dipinggang adiknya erat.
"Perut lo keras!" Ucap Laluna yang masih bisa didengar oleh Theo walaupun suara kakanya itu terendam perutnya.
"Sexy kan kak" Goda Theo dan mendapat cubitan maut dari Laluna.
"Sakit anjir!"
"Narsis si"
"Mami lo tuh pundung"
"Biarin, ntar sorean paling happy lagi"
"Anak durhaka lo!" Ucap Theo sambil menonyor kepala kakanya pelan.
"Sakit!" Ucap Laluna mengelus kepalanya yang tadi terkena korban toyoran Theo.
Karena melihat posisi kakaknya yang tidak nyaman mengusap kepalanya. Theo menggantikan tangan kakaknya dan mengusap kepala kakaknya itu dengan lembut.
Laluna kembali membenamkan wajahnya diperut Theo.
"Kak, jam 7 gue sekolah"
"Hmm"
