Chereads / Defenders / Chapter 2 - chapter 1

Chapter 2 - chapter 1

Senin pagi 7 Januari 2019...

di sebuah kota bernama Arakat, kota yang sangat mewah karena digadang gadang mampu menyaingi kota Jakarta dari segi perekonomian karena hampir beberapa perusahaan besar menaruh saham di kota ini,

kota ini juga merupakan penghubung antara Bali dengan Nusa Tenggara dan dari segi Pendidikan, Kota Arakat memiliki SMA yang paling populer hingga nasional karena menghadirkan banyak prestasi. SMA Garuda, itulah Namanya…

Terlihat seorang gadis dengan seragam SMA rapi tengah berjalan masuk ke sekolah terlihat sepertinya ia adalah murid baru di sekolah itu dari pandangan orang-orang yang nampak asing padanya.

"Jadi ini ya SMA Garuda itu, besar juga ya sekolahnya," Gumam Tissa seraya kembali berjalan mencari kelasnya dan berpapasan dengan siswi lain.

"Hai," Sapa gadis itu pada Tissa yang tersenyum padanya seraya mengulurkan tangannya.

"Tissa," Nampak Tissa menjabat tangan gadis itu lalu melepaskannya.

"Syifa, gue disuruh pak Martin buat jemput Lo dan nganter lu ke kelas, btw kita juga sekelas kok," Gadis itu memberi penjelasan pada Tissa yang mengangguk dan tersenyum padanya, lalu segera berjalan Bersama-sama menuju kelas.

"Fasilitas sekolah ini lengkap banget ya," Gumam Tissa pada Syifa yang mengangguk lalu tersenyum.

"Yah, SMA ini memang jadi salah satu SMA dengan fasilitas terlengkap yang ada di Indonesia," Jelas Syifa yang berjalan disamping lapangan basket dan dari sana terlihat tiga gadis cantik yang memberi semangat pada seorang pria tinggi yang bermain basket. Dia adalah kapten sementara dari tim basket SMA Garuda. Varel namanya.

"Mereka adalah geng yang digadang-gadang queen sekolah dua tahun berturut-turut, berhati-hatilah sama mereka," Bisik Syifa yang ternyata didengar oleh salah satu anggota geng tersebut yang langsung memanggil teman-temannya.

"Guys! Si freak ngomongin kita nih," Kata Gadis yang bernama Sandra pada teman-temannya yaitu Angel, Sandra, dan Amanda.

"Oh udah berani ya lu sekarang," Terlihat Amanda kini berjalan mendekati Syifa bersama teman-temannya.

"Gak gitu akh!" Belum selesai Syifa menjelaskan Sandra sudah menjambak rambut gadis itu.

"Jujur aja deh, lu emang sejak awal gak suka kan sama kesuksesan gue, dibandingkan sama lu anak-anak aneh dan temen-temennya yang gak kalah anehnya, ini murid baru juga kayaknya bakal sama anehnya kaya lu," Ejek Angel dan dibarengi tawa oleh yang lainnya, lalu dihentikan Amanda akan tetapi, Tissa dengan nekat meremas tangan Sandra hingga membuatnya melepas jambakan rambut Syifa dan membuat mereka terkejut dan menatap Tissa tajam.

"Tissa lu...," Syifa menatap Tissa hanya dibalas senyum olehnya.

"Queen sekolah macam apa yang kerjaannya cuma nindas murid-murid lainnya, Lu gak pantes! Yuk Syifa kita ke kelas," Sindir Tissa pada Amanda yang terdiam dan membiarkan mereka lewat.

Namun, saat mereka sudah beberapa langkah melewati Amanda, terlihat gadis itu memberi kode pada Varel  dan langsung melempar bola basket itu ke kepala Tissa.

"Ups tangan gue kepeleset," Kata Varel dan bola itu melaju kencang mengarah ke kepala Tissa yang tidak sempat ditepisnya dan dengan spontan menutup matanya.

Namun, Tissa tidak merasakan sakit dan Ketika ia membuka matanya, terdapat tangan yang menahan laju bola basket itu.

"Ternyata kapten basket sekarang kaya gini, cuma berani nyakitin perempuan," Ucap seorang pria yang menahan bola itu dan membuat semua yang ada di sana tercengang.

"Pratama!" Ucap Syifa dengan lambaian tangan pada pria itu yang kini nampak memutar bola di telunjuknya.

"Kapten," Kata pemain lain, namun ditahan oleh Varel.

"Kalian buta ya! Kapten lu itu gue bukan cecunguk itu!" Marah Varel, sementara Pratama hanya tertawa kecil menatap Varel yang berjalan kearahnya.

"Sini! bola itu gak berhak dipegang sama mantan kapten tim," Ejek Varel yang mendekati Pratama yang malah melakukan shoot dari jarak itu dan masuk.

"Sorry tangan gue kepeleset," Jawab Pratama seraya tertawa kecil pada pria itu yang geram dan diiringi tepuk tangan dari Sandra yang disenggol oleh Angel dan nampak Pratama berbalik, lalu melewati Tissa dan Syifa.

"Thanks," Ucap Tissa pada Pratama yang terdiam, lalu menatapnya.

"Buat apa?" Tanya Pratama yang menatap gadis itu datar.

"Ya buat kejadian tadi, lu nolongin gue dari bola si kapten basket itu," Jawab Tissa lagi dengan pada Pratama yang tersenyum sinis kemudian mendekatinya.

"Makanya jangan sok, dan lain kali kalau ada bola tangkep, jangan merem," Jawab Pratama dengan tatapan geram, lalu berjalan pergi meninggalkan Tissa.

"Cowok kampret!" Marah Tissa yang diabaikan oleh Pratama seraya berjalan menjauh dari sana.

"Pratama emang kaya gitu tapi aslinya dia baik kok," Syifa mencoba menenangkan Tissa sambil berjalan menuju kelas.

"Dari tadi ketemu cowok kok rese semua emang salah gue apa," Kesal Tissa yang dibalas tawa oleh Syifa, lalu menarik tangannya.

"Ikut gue bentar ya, ada buku yang lupa gue ambil di perpus," Kata Syifa yang dibalas anggukan oleh Tissa seraya berjalan menuju perpustakaan.

Sementara di kelas, Pratama nampak berjalan santai dan menaruh tasnya.

"Pagi Pratama," Sapa gadis-gadis yang ada di kelas, namun tidak digubris olehnya. Saat ia duduk terlihat salah satu gadis yang sering dipanggil Reva berjalan mendekatinya dan memberikan sebuah buku padanya.

"Tugas lu," Nampak Pratama mengambil bukunya, lalu menyimpannya.

"Thanks," Jawab Pratama, namun Reva menggerakkan telunjuknya dan menatap pria itu tajam.

"Ucapan makasih aja gak cukup, gue minta lebih," Mendengar hal itu Pratama menatap gadis itu datar dan mengangkat alis kanannya.

"Terus, mau lu apa?" Tanya Pratama dan menunjukkan selebaran poster.

"Gue mau lu nemenin gue ke acara party Salsa Kamis besok," Ucap Reva yang membuat Pratama terdiam cukup lama hingga Reva mendekati dirinya, lalu tersenyum.

"Bisa kan? Please bisa dong," Mohon Reva yang akhirnya dibalas anggukan oleh Pratama yang membuatnya berteriak senang dan segera kembali duduk di kursinya.

"Enak bener lu ye," Nampak dua orang pria duduk di belakang Pratama sembari salah satu memijat punggungnya, mereka adalah Brandon dan Aji, dua sobat karib Pratama sejak SMP.

"Udah tugas dikerjain, terus ikut acara Salsa lagi, memang bro gue ini yang paling keren lah gak ada duanya," Kata Aji seraya tersenyum pada Pratama yang menaruh tasnya.

"Iya nih minta tipsnya dong," Kata Brandon pada Pratama dan menatap mereka berdua dingin.

"Lebay lu berdua, gue mau kantin dulu beli air," Jawab Pratama yang berdiri dan pamit meninggalkan mereka berdua.

Disisi lain nampak Tissa dan Syifa berjalan kembali ke kelas setelah meminjam buku di perpustakaan.

"Buku itu buat apaan?" Tanya Tissa ke Syifa.

"Buat referensi aja soalnya gue ada tugas buat cerita pendek dari ekskul," Jawab Syifa yang dibalas anggukan oleh Tissa.

"Oh, kirain buat apaan, tapi tadi bukannya salah satunya lu ambil buku horor ya? Yang dikasih langsung sama penjaga perpustakaan itu," Syifa yang mendengar itu buru buru memberi kode agar Tissa diam dan membisikkan sesuatu.

"Kalo itu buat klub gue," Kata Syifa yang membuat Tissa mengangguk paham kemudian diam.

"Nanti gue jelasin pas di kelas, Ok!" Bujuk Syifa dan dibalas anggukan oleh gadis itu yang akan masuk ke kelas, namun kembali menabrak seorang pria hingga terjatuh dan saat ia memperhatikan ternyata ia adalah…

"Lu lagi!" Kata mereka berdua bersamaan dan kembali berdiri dan berjalan mendekat.

"Masalah lu apa sih sama gue?!" Tanya mereka berdua kembali bersamaan hingga membuat mereka terdiam dan saling membuang muka dan Syifa mencoba menenangkan mereka.

"Lu juga ngapain disini?" Tanya Tissa kesal kepada Pratama yang menatapnya heran.

"Aneh, ini kelas gue lah! Lu yang ngapain disini?!." Jawab Pratama singkat ke Tissa yang terkejut dan menepuk dahinya.

"Ngapain kelas lu harus bareng sama gue sih." Kesal Tissa ke Pratama.

"Lu bego ya? Yang harusnya nanya gitu ya gue kenapa malah lu?" Celetuk Pratama yang malah membuat gadis itu makin kesal.

"Jadi gue Tissa Az-Zahra murid pindahan yang cantik ini harus sekelas ama lu, Pratama si cowok paling menyebalkan yang pernah gue kenal dan temuin di dunia!" Kata Tissa ke Pratama yang malah mengeluarkan sesuatu lalu menaruhnya di tangan dan ternyata itu adalah kaca.

"Ngaca dulu sebelum ngomong." Kata Pratama ke Tissa lalu masuk ke dalam kelas meninggalkan Tissa karena bel masuk keburu berbunyi dan ditemani  tatapan kesal Tissa yang ditenangkan oleh Syifa.

"Sudah sudah! kalian ini baru pertama ketemu ribut Mulu, kenalan dulu gih kayaknya bener deh istilah tak kenal maka tak sayang itu ke kalian," Syifa mencoba menenangkan mereka berdua, namun malah membuat Tissa sinis dan menatap Pratama tajam.

"Males gila mau sayang sama orang kek dia," Jawab Tissa yang dibalas senyum sinis Pratama yang malah membuat Tissa makin emosi.

"Cewek rese kek lu juga gak pantes disayang," Jawab Pratama yang sukses membuat Tissa naik pitam.

"Apa lu bilang!" Kesal Tissa, namun deheman Bu Fina membuat semua murid masuk kecuali Tissa yang berjalan di samping guru tersebut karena ia adalah murid baru dan setelah semua masuk, termasuk Varel dan geng Amanda akhirnya Bu Fina masuk ke kelas.

"Anak-anak hari ini kita kedatangan murid baru dari Jakarta, silahkan kenalkan diri," Kata Bu Fina ke Tissa yang tersenyum dan berjalan selangkah ke depan.

"Hai, kenalin gue Tissa dari SMA 92 Jakarta," Ucap Tissa memperkenalkan diri.

"Ok Tissa tempat dudukmu ada disamping Syifa," Ucap Bu Fina yang menunjuk kursi disamping Syifa yang ternyata...

"Deket dia lagi!! Argghhh!!! Tenang Tissa.. Lu harus Tenang.." Ucap Tissa dalam hati sebelum akhirnya melangkah menuju kursinya yang ternyata berada di samping Pratama yang menatapnya dingin.

"Apa lo liat-liat!" Gertak Tissa ke Pratama yang menatap ke arah lain dan menulis sesuatu lalu menempelkan tulisan itu ke mejanya yang malah membuat Tissa penasaran dan akhirnya membacanya.

"Wilayah kekuasaan Pratama!!" Ucap Tissa mengeja tulisan itu sambil menatap Pratama kesal.

"Ya, Jadi gue punya rules buat lu yang pastinya harus lu taatin biar gak menggangu gue," Ucap Pratama ke Tissa yang makin kesal dan ikut menulis sesuatu di kertas dan menempelkannya di meja.

"Ini juga masuk wilayah kekuasaan Tissa dan pastinya gue juga punya rules yang lu harus taatin!" Balas Tissa ke Pratama lalu mereka saling bertatapan benci.

"Dasar cewek aneh!"

"Dasar cowok aneh!" Ucap Tissa dan Pratama bersamaan, lalu mereka saling menatap kearah lain tanda mereka saling gak perduli, sementara Syifa hanya tertawa kecil dan menggelengkan kepala melihat tingkah mereka berdua.

TO BE CONTINUED