"Aku akhiri sampai disini. Hah hah hah," Napas keduanya tersengal-sengal. "Ini kartu namaku. Kamu harus menelepon aku untuk memberitahukan nomermu atau rahasia kita berdua akan terbuka didepan kakakmu."
Luna tidak kuasa untuk melakukan apapun. Tubuhnya sangat letih dan remuk seperti dihantam bus besar. Pria itu sangat buas dan liar juga tidak memberikan kesempatan padanya untuk beristirahat. Terdengar bunyi pintu ditutup. Pria yang telah mendapatkan apa yang diinginkannya langsung keluar dan pergi menghilang.
"Aku harus segera mandi dan membersihkan semua ini sebelum kak Janet pulang." Gumam Luna dalam hati. Perempuan malang itu menguatkan dirinya untuk bangun dan beranjak pergi ke kamar mandi.
"Aaaahhh, tubuhku." Seperti mau patah, Luna merintih dan menahan nyeri di sekujur tubuhnya. Entah apakah besok dia bisa masuk kerja atau tidak.
-----