Seperti yang Luna sudah duga. Pria ini memiliki tangan dingin dan pintar mengolah makanan. Dalam sekejap makanan yang ada di atas piring pindah ke perut Luna. Beserta dengan minuman yang menyegarkan. Billy yang sejak tadi melihat Luna makan dengan bibir menyunggingkan senyuman, berkata.
"Kamu tidak khawatir kalau makanan atau minumannya aku masukkan obat?" Ujar Billy tiba-tiba.
"Huft, anda tidak mau di cap sebagai pria yang tidak punya rasa malu karena telah memberi obat bius atau obat perangsang pada seorang perempuan yang pernah dibuat celaka bukan?" Ucap Luna. Lagi-lagi tidak ada senyum di bibirnya. Billy hanya tersenyum tipis menanggapi ucapan Luna.