"Aku juga ingin mandi. Tubuhku lengket setelah seharian bekerja." Tangan William menuju tengkuk leher Aubrey dan pria itu menyesap bibir perempuan yang sudah dinantinya sejak tadi.
"Eughhh," Kedua tangan Aubrey mendorong dada pria yang sudah mulai terangsang karena situasi yang mendukung.
"Maafkan perkataanku tentang anak. Aku tidak akan meminta anak jika kamu tidak menginginkannya. Hanya satu permintaanku, tetaplah bersamaku sampai kapanpun. Jangan tinggalkan aku dengan segala kekurangan dan kelebihanku." Ucap William sambil berbisik di leher Aubrey dengan sesekali menyesapnya sehingga jejak kepemilikan berada dimana-mana.
Aubrey sangat tersentuh dengan semua perkataan William. Hati kecilnya merasa bersalah karena dia tidak bisa memenuhi permintaan seorang suami yang memang seharusnya dia lakukan sebagai seorang istri. Namun, apapun bisa terjadi karena selama ini mereka berhubungan tanpa pengaman sama sekali.