Chereads / Make You Mine / Chapter 4 - Malapetaka.

Chapter 4 - Malapetaka.

"Apa yang kau perbuat, itu lah yang kau dapat, karena setiap perbuatan pasti ada ganjarannya." -Mk.

----

Alana yang sedikit lega pun memutuskan untuk keluar daru bilik toilet, merapihkan setelan bajunya dan make upnya.

Kembali ke ruangannya, membereskan peralatan kerjanya.

Disaat dalam perjalanan pulang kotak yang berisi peralatan kerjanya malah rusak yang menyebabkan peralatan kerjanya berserakan. Alana kembali mengingat bagaimana buruk kehidupannya hari ini, ia menangis meratapi nasibnya yang begitu hitam, Alana memasukan peralatannya satu persatu kedalam box, merapihkanny nangis tersedu-sedu, membawanya dengan menaruh ke dua tangannya di bawah box tersebut sebagai ganjalan agar box tersebut bisa kembali digunakan sebagai penampung peralatannya.

Alana kini sudah sampai di kos-kosan nya, pikirannya yang tengah kacau membuatnya memutuskan untuk pergi ke club, harap-harap ia bisa menenangkan pikirannya akibat mantan kekasih sialan nya itu.

Alana pun bergegas membersihkan dirinya agar terlihat lebih fresh, mengeringkan badannya serta rambutnya, membalut tubuhnya dengan dress ketat seatas lelutut berwarna hitam yang menampilkan punggung putih dan mulusnya, dengan rambut coklatnya yang sengaja ia gerai, nemakai high heels senada dengan konsep dress dan make up tipisnya itu namun tetap terlihat cantik dan anggun,

Sesudah nya ia langsung bergegas pergi ke club dengan menaiki taxi, agak mahal memang, namun kapan lagi ia bisa menghabiskan gajinya untuk bersenang-senang, melupakan segala beban yang ia pikul hari ini, ini juga pertama kalinya Alana pergi ke club, pikirannya kacau, jiwanya terombang-ambing saat ini, ia butuh hiburan untuk mengembalikan moodny.

Dengan sikap perhatian dan lembut yang Matthew berikan pada Alana membuat Alana tak pernah berpikir bahwa ia dan Matthew akan berpisah secepat ini dengan kenyataan pahit yang ia terima, ia sangat mencintainya, ia telah memberi secarik warna cerah didalam hidup Alana setelah sekian lamanya sepi ditinggal sang keluarga.

Ia sempat berfikir kenapa tuhan hanya memberinya kebahagiaan sesebentar ini lalu memberinya rasa sakit kembali? bisa gila aku jika seperti ini, memutus hubungan ku dengan Matthew mebuat ku kembali mengingat masa-masa buruk ku dengan ke dua orang tua ku, meninggalkan ku sendirian, sepi, gelap, aku ketakutan, tak ada satu orang pun yang menyelamatkan ku padahal aku sudah berteriak sekencang mungkin, jalanan ramai namun tak ada yang melihat ke arah ku, sampai suster Sinta datang dan langsung menggendong ku keluar dari sana, ia nampak seperti malaikat dimata ku.

Namun itu tidak berjalan lama, satu tahun aku dirawatnya bahkan aku sudah menganggap ia sebagai ibu ku sendiri namun ia meninggal dalam kecelakaan sama seperti yang ku alami.

back to topic:

Baru selangkah Alana menginjakan kakinya memasuki club itu ia langsung disambut dengan suara gemuruh musik dan terikan orang-orang dengan bau khas club yaitu alkohol.

Alana berusaha menyesuaikan dirinya dengan tempat baru yang ia masuki itu, ia pun mulai menyusuri club tersebut, terdapat banyak suara tawa, orang berbincang, maupun suara desahan.

Kini ia tengah duduk sembari ditemani segelas alkohol dingin dengan daun mint di atasnya, ini merupakan kali pertama dalam seumur hidup Alana meminum alkohol, pahit yang dapat Alana deskripsikan pada minuman berwarna putih kekuningan itu, beberapa gelas alkohol sudah Alana tenggak, ia mabuk sekarang -sangat. Kepalanya pusing, namun dirinya malah makin bersemangat.

Alana berniat menari layaknya orang-orang didalam sini, baru berjalan beberapa langkah Alana langsung ambruk, untunglah tubuhnya langsung ditangkap oleh pria asing.

"Oh apa ini? suatu kebetulan atau apa? bagaimana gadis sepolosnya bisa berada disini dan mabuk sampai membuat nya jatuh seperti ini? dan apa ini? dengan pakaiannya yang terlalu terbuka seperti ini menampilkan belahan buah dada dan pahanya? ini milikku bagaimana bisa kau memperlihatkannya pada pasang mata lelaki-lelaki lain?!!"

Pria itu mempertanyakan semua kebingungannya dalam pikirannya, pria tersebut adalah Ansel.

Ansel pun spontan membopong Alana ala bridal style keluar dari club dan membawa Alana pergi ke rumah nya.

Selama perjalanan pandangan Ansel selalu teralihkan oleh Alana, tidak bisa diam, membuat dress selutut nya semakin naik dan memperlihatkan cd-nya dengan belahan dada yang sangat rendah yang menampilkan belahan dadanya yang dapat membuat pria manapun teralihkan dan tergoda olehnya.

Selama Alana mabuk ia terus menyumpah serapahi mantan pacarnya tiada henti dengan kata-kata kotor dan kasar.

"Dasar pria kurang ajar, mesum"

"Akan ku buat kau menemui Tuhan mu dasar kau pantat anj*ng"

"Hwaa Matthew aku sangat mencintaimu" sambil menangis sebentar lalu melanjutkan menyumpah serapahi Matthew.

"Kau jahat dasar pria bodoh jelek"

"Pria bajingan brengsek"

Ansel dibuat terkejut kala Alana menyebutkan nama Matthew, Ansel mengenalnya. Matthew dan Ansel dulu merupakan teman yang sangat dekat, bahkan Ansel memberikan Matthew jabatan yang tinggi di salah satu cabang perusahaannya, memberikannya semata karena mereka sahabat, namun persahabatan itu hancur dikala 'Clara' kekasih Ansel yang ternyata berselingkuh dengan Matthew. Ansel kecewa, marah dan memilih meninggalkan dan melupakan persahabatannya dengan Matthew.

Back to:

Alana terus menyumpah serapahi Matthew tanpa henti sampai mereka berdua sampai di kediaman Ansel.

Ansel pun langsung bergegas menggendong Alana ala bridal style menuju kamarnya yang bernuansa black and white itu, membaringkan tubuh lemas Alana dikasur king size nya.

Sedari tadi Ansel selalu menahan nafsunya agar tidak menodai gadisnya itu, bagimana tidak tubuh Alana yang sudah Ansel selimuti alih-alih agar membuat Alana merasa hangat tetapi agar mengurangi nafsu Ansel karena pakaian seksi Alana yang spontan mampu menaiki libidonya. Namun bukankah alkohol justru malah membuat tubuh ke panasan?

Alana tak bisa diam sedari tadi, selalu mengulet, Ansel frustasi tidak bisa mengeluarkan hasratnya, adiknya sangat sesak didalam sana meminta untuk di lumasi.

Ansel pun memilih bermain solo di kamar mandi sekalian ia membersihkan dirinya yang belum mandi karena sepulang dari kantor Ansel langsung pergi ke club karena temannya yang ingin meneraktir dirinya, mengganti tubuhnya yang bau alkohol jadi harum sabun.

Sesudahnya Ansel membersihkan diri, ia keluar kamar mandi dan langsung membuka lemarinya, memilih pakaian yang akan ia kenakan untuk tidur.

Selepasnya memakai baju dan mengeringkan rambutnya yang basah Ansel lanjut membuka laptopnya disebeleh alana berbaring untuk mengecek segala kesiapannya untuk meeting besok.

Ditenggah-tengah Ansel yang sibuk mengutak atik laptopnya Alana secara tiba-tiba bangun dan langsung duduk dipangkuan Ansel, memeluknya erat, mencium bibirnya ganas sambil meracau, "ku mohon jangan tinggalkan aku, disini sangat sepi, kau tidak boleh meninggalkan ku sendirian."

Peneguhan Ansel yang sedari tadi ia tahan pun runtuh akibat perlakuan Alana kepadanya, Ansel yang sudah tak tahan pun menerima ciuman Alana tak kalah ganasnya, spontan Ansel langsung membalikan posisi mereka, mengukung Alana dibawahnya.

Alana terkejut namun seperdetik kemudian mampu menetralkannya, ia menarik tengkuk Ansel dan menciumnya dibawah sana, melumat bibir pink Ansel dengan ganas, entah dari mana ia mempelajari semua itu yang jelas ini baru pertama kalinya ia berciuman. first kissnya.

Ansel pun membalasnya lagi dengan keganasannya, Alana yang sudah kehabisan nafaspun memberi isyarat kepada Ansel dengan cara memukul-mukul pelan dada Ansel, Ansel yang tahu Alana kehabisan nafas pun langsung menyudahinya, ia melihat sebentar bibir Alana yang bengkak dan basah akibat ulangnya, "bangga" dalam hatinya.

Seperdetik kemudian mata Ansel langsung beralih ke dua gundukan yang tak terlalu besar namun juga tak kecil itu, melihatnya gemas dan meremasnya lembut diluar baju.

Kegiatan mereka pun berlanjut sampai ke duanya sama-sama merasakan kepuasan yang mereka inginkan.