Chereads / Senja Tak Membawamu Kembali / Chapter 2 - Kesialan

Chapter 2 - Kesialan

"Ia memulai cerita dengan indah. Namun lupa akan akhir yang tak bahagia"

***

Ann memasukkan buku terakhir ke dalam tasnya. Mengambil tumbler yg telah ia isi kopi dan juga beberapa kertas yang berserakan sebagai tugasnya.

Ia harus bergegas jika tak ingin terlambat di hari pertama kuliahnya di semester 2.

Mengunci pintu, mengeluarkan sepeda dari garasi sempit samping kost nya. Kemudian naik, mengatur keseimbangan dan mulai mengayuh.

Ann sangat suka setiap kali tubuhnya mengeluarkan lebih banyak tenaga untuk mengayuh sepeda. Selain berolahraga, bersepeda seakan mengajarkannya untuk terus bergerak jika tak ingin terjatuh.

Ann memaknainya "jika tak ingin terjatuh maka ia tak boleh diam" filosofi yang baru ia sadari akhir-akhir ini.

Memasuki kawasan kampus yang rindang. Ann memperhatikan sekelilingnya yang tampak lengang. Maklum saja, ini baru pukul 06.15 pagi. Terlalu dini untuk memulai kelas bagi mahasiswa manapun.

Ann menepikan sepedanya di salah satu taman kampus. Turun kemudian mengambil salah satu novel yang akhir-akhir ini ia baca.

Embun pagi masih membasahi kursi taman. Ann mengambil beberapa lembar tissue untuk melap kemudian membuangnya ke tempat sampah. Memasang alarm sejam dari sekarang sebagai pengingat agar ia tak kebablasan.

Kebiasaan ini sudah ia mulai sejak beberapa bulan lalu. Ia menyukai kesendirian yang sunyi. Rasanya seakan berada dalam dimensi yang berbeda dan bisa menyelami dirinya sendiri.

Oleh sebab itu, ia selalu datang sejam lebih awal untuk mengawali pagi yang menyenangkan.

Menit menit berlalu dengan cepat. Alarm pengingat berbunyi, membuyarkan konsentrasi ann. Ia dengan cepat menandai halaman yg ia baca. Menutup buku kemudian memasukkannya ke dalam tas.

Sebelum benar-benar beranjak ann mengambil tumbler berisi kopi untuk menghilangkan dahaganya.

Namun sebelum tumbler itu menyentuh bibirnya. Seseorang menyenggol lengannya. Ann terperanjat.

Kopinya tumpah dan membasahi bajunya.

"Maaf," hanya itu kata yg sempat ann tangkap. Kemudian orang itu pergi begitu saja. Meninggalnya dirinya yang masih berkutat dengan beberapa lembar tisue untuk membersihkan bajunya. Tapi usahanya sia-sia, cairan berwarna cokelat muda itu jauh lebih cepat mengotori bajunya.

Hal sial lainnya adalah ia mengenakan pakaian berwarna putih hari ini.

Ann mengeram, harinya yang menyenangkan sepertinya hanya sebatas ketika ia sampai ke taman untu membaca buku. Sisanya hanyalah kesialan.

***

Dengan tergesa-gesa seakan mengejar waktu, ann mengayuh sepedanya dengan kecepatan extra hingga merasa nafasnya semakin tercekat. Gerbang fakultas sudah ada didepan matanya. Membuat kakinya semakin semangat untuk mengayuh di tengah jalan yang menanjak.

Ia menepikan sepedanya ditempat parkir seperti biasa. Melepaskan kaitan helm yang membebani kepalanya. Kemudian mengibaskan sedikit rambutnya.

Kelasnya akan dimulai 5 menit lagi. Itu artinya ia tidak memiliki cukup waktu untuk berjalan santai menuju kelasnya.

Salahkan saja seseorang yang dengan tidak etis menyenggol lengannya pagi tadi. Membuatnya harus kembali ke kost-annya untuk berganti baju dan mengisi ulang tumblernya dengan kopi. Demi apapun, ann sangat menyukai minuman bercitarasa pahit dengan aroma yan g menurutnya menenangkan itu.

Tidak ada waktu lagi untuk bersantai. Ann memaksa kakinya melangkah dengan cepat agar bisa mencapai kelasnya sesegera mungkin. Karena terlalu fokus pada pintu kelas dilantai dua, ann abai dengan orang disekitarnya.

Kesialan kedua. Seseorang menubruknya, atau mungkin dia sendiri yang menubruk orang itu. Lagi-lagi hanya kata "maaf" yang ann tangkap melalui Indra pendengarannya. Namun berbeda dengan pagi tadi, kali ini si penabrak berhenti sejenak sembari memungut beberapa kertas yang berserakan.

Ann tidak ingin menaruh peduli. Otaknya seakan memerintah untuk mengambil langkah pergi. Sebab dosen yang mengisi kelasnya hari ini sudah berada pada undakan tangga ketiga menuju kelasnya.

Namun ann berbeda. Ia tidak sama dengan orang yang menabraknya pagi tadi yang secara kebetulan adalah orang yang ia tabrak saat ini.

Ann menunduk, ikut memunguti lembaran kertas yang berhamburan memenuhi lantai seraya mengucapkan kata maaf untuk ketiga kalinya. Memberikan kertas itu pada orang dihadapannya. Kemudian beranjak dan berlari.

Namun sebelum punggungnya ditelan oleh belokan menuju lantai dua. Ia dapat dengan jelas mendengar seseorang meneriakkan sebuah nama.

"Darrel."

***

Ann jalan bersungut, setelah tadi sampai tepat di depan kelas. Mengetok pintu kemudian mengucapkan salam. Bukannya disambut oleh sahutan salam yang sama, sang dosen malah mengarahkan tangan seakan berkata bahwa ia tak boleh menghadiri kelas karena keterlambatannya.

Kesialan ketiga di hari yang sama dengan waktu yang relatif dekat.

Paginya yang telah ia harapkan akan menyenangkan, malah berakhir dengan serentetan kesialan.

Ann menendang asal kaleng soda dihadapannya. Dengan ekspresi cembut berjalan menuju parkiran. Sudah tidak ada gunanya. Tadi ia sempat memohon agar dibiarkan masuk kelas. Namun sang dosen mungkin berada pada mood yang kurang baik pagi ini. Bukannya dikasihani, sang dosen malah memerintahkan agar ia menutup pintu dari luar. Yang berarti keluar.

Sejenak ia merenung, jika ia memutuskan untuk pulang. Maka itu hanya akan membuang energi karena ia masih memiliki kelas 2 jam lagi. Menaruh kembali helmnya. Ann mengambil jalan menuju kantin kampus. Waktu yang sangat tepat karena ia memang sedang keroncongan.

Ia memesan di meja tempat pemesanan kemudian berlalu mencari tempat duduk. Karena suasana kantin di pagi hari cukup lengang, ia bebas memilih tempat yang ia inginkan.

Ann berjalan perlahan menuju meja panjang dekat jendela. Jaraknya tidak terlalu jauh dari tempat pemesanan, berada dipojok ruangan. Tempat yang sangat strategis untuk memantau ke area luar karena jendela mengarah tepat ke arah parkiran. Tempat sepedanya berada.

Ann duduk dan tidak lama kemudian makanan dan minuman yang ia pesan datang. Awalnya ia makan dengan tenang dan lahap. Namun disuapan ketiga yang bahkan belum menyentuh mulutnya. Seseorang menginstruksi pergerakannya.

"Maaf soal tadi pagi."

Ann yakin wajahnya tampak konyol dengan mulut yang menganga. Ia menaruh kembali sendok yang seharusnya mendarat di mulutnya.

Menyahuti seseorang yang mengambil tempat tepat dihadapannya.

"Dan ngebuat terlambat masuk kelas." Ann menambahkan dengan cepat, kemudian dengan cuek memasukkan sendok berisi makanan ke dalam mulutnya. Mengunyah dengan cepat agar ia bisa pergi dari tempat ini sekarang juga.

"Gue minta maaf buat serentetan kesialan yang Lo dapet pagi ini." Orang dihadapannya nampak sungguh-sungguh.

Namun ann tetap cuek sembari mencomot kerupuk dari piringnya.

"Maaf aja ga cukup. Lo harus ganti baju gue yang kotor."

Ann beranjak setelah suapan terakhirnya. Kemudian meminum air mineralnya dengan cepat hingga tersisa setengah botol. Ia menaruh beberapa lembar uang di bawah piringnya. Kemudian melangkah hingga mencapai pintu kantin Dan berhenti.

Ann berbalik, menatap orang yang juga sedang menatapnya.

"Nama gue ann, darel."

***