Chereads / My Love Gumiho / Chapter 2 - Pembersihan

Chapter 2 - Pembersihan

"Oh Kim Hyun, aku kira kau tidak akan datang," ujar pria bernama Jaehwan pada seorang pria mungil yang duduk di sampingnya.

"Tentu saja aku datang. Temanku ulang tahun. Mana mungkin aku melewatkan hari spesial ini," jawab Kim Hyun setengah berteriak karena di sekitarnya terlalu bising. Musik keras menyapa gendang telinganya. Harus diakui dia tidak terbiasa datang ke tempat seperti ini, hari-harinya sudah terlalu sibuk dengan rutinitas yang sama. Tapi, khusus kali ini ia akhirnya pergi ke perayaan ulang tahun Jaehwan, teman satu kelasnya.

Kim Hyun adalah orang yang ceria, dia tidak pandai menolak ketika ada seseorang yang meminta bantuannya. Sifatnya itu sering kali dimanfaatkan oleh yang lain. Meski begitu, Kim Hyun tidak pernah membenci mereka.

"Menyingkir!" ujar seorang pria bertindik yang duduknya berada tepat tiga meter di belakang Kim Hyun. Kim Hyun menoleh sebentar dan bergidik ngeri merasakan udara sekitar yang berubah menjadi dingin.

Entah apa yang terjadi, Kim Hyun masih bisa mendengar sedikit percakapan di antara pria dan seorang wanita yang sepertinya sedang ketakutan.

Pria di belakang Kim Hyun menghitung mundur entah untuk apa. Sebelum mendengar lebih jauh, atensinya teralihkan oleh teriakan teman-temannya yang merayakan ulang tahun Jaehwan.

Tepat sebelum Kim Hyun hendak mengambil makanan, ponselnya bergetar sebagai tanda panggilan masuk. Tercetak jelas siapa si penelpon. Sohee, sahabatnya. Akhir-akhir ini Sohee seringkali mengatakan padanya bahwa Jaehwan lelaki yang tidak baik. Sohee juga sempat melarangnya pergi ke perayaan ulang tahun Jaehwan. Namun, Kim Hyun berdalih bahwa dia akan baik-baik saja. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan karna dia juga lelaki yang bisa beladiri.

Kim Hyun tidak ingin mendapat bully atau perlakuan tidak baik di sekolah jika sampai menolak undangan Jaehwan. Karna Jaehwan salah satu murid berpengaruh di kampusnya. Bukan berarti dia takut dengan mereka. Ia hanya menghindari hal kecil yang bisa diselesaikan baik-baik.

"Halo, Sohee. Ada apa?" Kim Hyun memutuskan menerima panggilan di dering kedua dari sahabatnya itu. Suara di sebrang sana tidak terdengar sama sekali. Kim Hyun pun meminta ijin pada Jaehwan melalui bahasa tubuh.

["Di mana kau sekarang?"] tanya Sohee begitu Kim Hyun mendapat tempat yang lebih sepi untuk mengobrol, yaitu toilet.

"Aku di restoran butterfly."

["Maksudmu bar di balik restoran butterfly?"]

"Umm, begini.. Sohee. Aku tau kau khawatir padaku. Tapi, tenang saja karna aku bisa menjaga diriku dengan baik."

["Dan kau tau maksudku bukan seperti itu. Sudah kubilang, Jaehwan bukan lelaki atau manusia yang baik. Aku mengatakan ini karna aku peduli padamu."]

"Aku mengerti. Lagipula aku datang ke sini karna aku malas berada di rumah. Kau tau 'kan seperti apa keluargaku jika sedang ada masalah?" Sohee terdiam cukup lama sampai akhirnya Kim Hyun menutup telpon secara sepihak.

Kim Hyun kembali ke meja tempat Jaehwan dan yang lainnya berpesta. Ia langsung diberi minuman oleh Jaehwan dalam gelas dan bersulang. Kim Hyun meminumnya tanpa rasa curiga sama sekali.

Malam itu mereka berpesta seolah tidak ada hari esok. Botol-botol minuman sudah dalam keadaan kosong. Kim Hyun dan Jaehwan masih menikmati minuman mereka. Sedangkan lainnya sudah turun ke lantai dansa yang sudah dipenuhi lautan manusia dan menari sesuka hati. Kim Hyun tertarik dengan pemandangan itu. Ia mencoba berdiri namun, kakinya terasa lumpuh. Tangannya mati rasa, penglihatannya semakin lama menjadi kabur dan kemudian gelap. Hal terakhir yang diingatnya adalah seringai Jaehwan dan tangan pria itu yang perlahan mengelus pipinya.

"Sialan..."

***

Jaehwan masih menikmati minuman terakhirnya di samping Kim Hyun. Tangan kirinya disampirkan di belakang kepala pria mungil itu sebagai bantalan. Salah satu temannya kembali setelah bersenang-senang di lantai dansa. Ia melihat Kim Hyun tidak sadarkan diri. Cukup terkejut sehingga ia memastikan hal itu pada Jaehwan, bintang utama malam ini.

"Oh, dia tertidur atau pingsan... atau..." Jaehwan hanya tersenyum bangga dengan pertanyaan temannya itu. "Waaah, kau benar-benar gila! aku tau dia memang manis dan cukup menarik. Tapi, apa kau harus melakukan hal ini, dude? dia pasti akan marah jika tau setelah bangun nanti. Kau tau 'kan tujuan kita kemari malam ini untuk apa?"

"Jangan bicara omong kosong. Aku bisa mengurus keduanya. Lagipula kau bisa membantuku. Aku hanya ingin bersenang-senang sedikit dengannya." Jaehwan memandang wajah pria yang sudah lama menjadi incarannya itu dengan penuh kasih. Bibirnya terlalu menggoda untuk dilewatkan.

Dengan satu gerakan, Jaehwan menggendong Kim Hyun ala bridal style mengabaikan temannya yang berusaha menghentikannya. Biarkan dia menjadi pria brengsek jika hal itu bisa membuatnya dekat dengan seorang Kim Hyun.

Jaehwan membawanya ke kamar VIP di lantai dua dengan pemesanan atas nama Kim Hyun. Pria itu membaringkan Kim Hyun perlahan di atas ranjang king size, melepas sepatunya dan membuka jaket hitam Kim Hyun menyisakan kaos longgar dan celana jeans.

Jaehwan memasukkan tangannya ke dalam kaos Kim Hyun dan mulai merabanya hingga ke bagian dua puncuk dadanya. Tangannya yang bersentuhan dengan permukaan kulit Kim Hyun terasa lembut. Nafsunya makin tak terkendali. Ia menyibakkan kaos longgar itu hingga ke leher. Bibirnya mulai mencium setiap inci tubuh depan Kim Hyun yang masih tidak sadarkan diri.

Jaehwan memandang wajah Kim Hyun dengan napas memburu. Ia mulai mendekatkan bibirnya perlahan. Kegiatannya berhenti tepat sebelum ia membuka baju ketika ponsel Jaehwan berdering. Dengan kesal ia menerima telpon itu berniat memarahi siapapun yang mengganggu kesenangannya.

"Katakan dengan cepat sebelum aku membuatmu menyesal!"

"Tenanglah, dude. Datanglah kemari jika kau masih ingin mendapatkan barang 'ini'. Dia tidak bertransaksi jika bukan kau sendiri yang datang," ujar seseorang yang kemudian menutup telponnya cepat sebelum Jaehwan memarahinya.

"SIAL!!!" Jaehwan menggenggam ponselnya erat, mengendalikan emosinya.

Ia mencium bibir Kim Hyun sekilas, merapikan bajunya dan menyelimuti pria manis itu dengan selimut tebal dan halus.

"Aku akan kembali," bisik Jaehwan meninggalkan Kim Hyun menuju tempat transaksi barang yang memang menjadi tujuannya malam ini dengan dalih pesta ulang tahun.

***

Ceklek!!!

Seorang pria baru saja masuk dan mengunci pintu. Ia bersandar pada sebuah meja, mengambil sebatang rokok dan menyalakan api dari pemantik. Namun, tangannya kebas dan lemas. Api tak kunjung muncul.

Pria yang baru masuk tadi adalah Han Jiwon. Sadar bahwa dia tak sanggup menikmati nikotin malam ini, ia pun berjalan ke ranjang dan merebahkan dirinya sedikit frustasi. Kepalanya benar-benar pusing.

Han Jiwon terkejut ketika merasakan ada gundukan di tempat tidurnya. Ia memeriksa dan sedikit lega karna gundukan itu adalah manusia hidup yang cukup manis. Han Jiwon terkekeh dengan apa yang terjadi.

"Hehehe... ada bidadari di tempat tidurku.. ehehehe..."

Han Jiwon menyibakkan sedikit selimut yang menutupi tubuh manusia di sana. Memposisikan diri di atasnya, dan mulai meneliti wajahnya dengan seksama. Manusia itu memiliki wajah manis dan menarik, ekspresi tidurnya yang damai membuat Han Jiwon ingin sekali mengganggunya.

Dengan cepat, Han Jiwon merobek baju longgar milik manusia itu. Ia cukup terkejut dengan pemandangan seksi di hadapannya.

"Oh? kau pasti suka olahraga ehehe... badanmu sangat bagus, sampai dadamu rata seperti ini..."

Han Jiwon juga melepas baju atasannya, tak mau kalah. Bibirnya mulai bekerja dengan menikmati setiap lekuk tubuh milik manusia di hadapannya. Manusia itu memiliki aroma tubuh yang manis namun, ada aroma tidak enak lain yang mengganggu penciumannya. Han Jiwon tersenyum, sepertinya ada orang lain yang hendak mencicipi tubuh manis itu. Tak masalah, ia bisa membersihkan itu dengan mulutnya.

"Euh..." manusia bernama Kim Hyun yang ada dalam kungkungan Han Jiwon mengerang merasakan rasa geli dan basah dari kedua puncuk dadanya yang sedang dinikmati Han Jiwon.

Susah payah Kim Hyun menggerakkan kedua tangannya mencoba menarik apapun yang membuatnya geli setengah mati. Namun, belum sempat tangannya bergerak lebih jauh, Han Jiwon mengunci kedua tangannya di atas kepala Kim Hyun.

Semua berlangsung cepat ketika bibir Kim Hyun dilumat habis oleh pria di atasnya. Han Jiwon memaksa lidahnya untuk masuk dan bergelut di dalamnya. Hangat... Kim Hyun merasakan gairah nikmat di dalam mulutnya. Membuatnya ikut bermain dengan menyatukan lidahnya pada lawan mainnya malam itu. Semua hal yang terjadi seperti mimpi indah baginya.

Han Jiwon lagi-lagi tersenyum puas. Ia makin memperdalam ciumannya hingga yang terdengar hanya kecupan-kecupan yang memenuhi ruangan. Tangannya yang bebas memainkan puncuk dada Kim Hyun. Mulutnya berganti dengan menciumi seluruh muka Kim Hyun tanpa terlewat sedikit pun. Ia bahkan menggigit gemas setiap mulutnya mendarat di tubuh Kim Hyun. Leher, dada dan perut Kim Hyun dipenuhi dengan tanda merah kepemilikan.

Perlahan, Kim Hyun membuka mata sayunya, dan bertanya pada manusia di atasnya, "Siapa kau?"

"Aku adalah pria yang sedang membersihkan tubuhmu. Pria yang bersedia membawamu menuju kenikmatan nirwana."

Han Jiwon kembali menindih Kim Hyun dan menikmati bibir manis berwana plum dengan rakus. Mereka mengabaikan gedoran pintu luar yang terus memanggil nama Kim Hyun, sampai keduanya tertidur pulas.

*****