Rang Rang Angin Putih Selatan, Xixi menghampiri Elia yang kelelahan. Dia menyentuh lengan Elia dengan lembut.
Elia bangun saat merasakan ada seseorang menyentuhnya. Dia bangun sambil mengerang kesakitan. Tubuhnya memang masih kaku dan ada banyak memar karena terpukul oleh bola atau jatuh karena tergelincir bola. Kadang dia membayangkan hidupnya sangat aneh seperti tokoh kartun. Sekalipun jatuh bangun dan seperti dibanting-banting sampai tubuhnya terasa remuk pun dia tetap hidup.
Elia tersenyum pada Xixi yang membawakan minuman dalam sebuah termos kecil. Itu bukan termos buluh kedampal, itu termos yang lain yang tidak dihuni oleh roh. Elia meminum teh daun kaliandra secara rutin setiap menyelesaikan satu sesi latihan. Xixi dan Azaila si tabib akan bergantian mengawasinya selama pelatihan berlangsung. Salah satu di antara mereka akan berada tak jauh darinya, sama seperti Theria yang mengawasinya.